CIREBON, RAKCER.ID – Sebuah penemuan baru dari dunia bioteknologi memicu harapan baru dalam terapi kanker.
Ilmuwan menemukan bahwa peptida BamazScplp1 yang berasal dari racun kalajengking Amazon, mampu membunuh sel kanker secara efektif melalui jalur nekrotik, bukan jalur apoptosis yang umum digunakan dalam banyak terapi kanker konvensional.
Berbeda dengan pendekatan terapi kanker yang selama ini mengandalkan jalur apoptosis kematian sel yang terprogram dan lebih terkendali BamazScplp1 bekerja dengan menghancurkan sel kanker melalui mekanisme nekrotik.
Baca Juga:Motif Batik Ini Berasal dari Akulturasi Budaya Jawa dan TionghoaMengenal Batik Cirebon : Warisan Leluhur yang Kaya Filosofi dan Diakui Dunia
Mekanisme ini menyebabkan kerusakan sel secara cepat dan tidak terkontrol, menjadikan senyawa ini sangat efektif untuk menargetkan sel kanker yang resisten terhadap kemoterapi konvensional.
Analisis laboratorium menunjukkan bahwa efek destruktif BamazScplp1 terhadap sel kanker menyerupai obat kemoterapi paclitaxel, namun dengan jalur molekuler yang berbeda, memberi harapan baru bagi pasien dengan kanker yang sulit diobati.
Penemuan ini merupakan bagian dari studi yang lebih luas tentang peptida dalam racun kalajengking, yang telah terbukti memiliki berbagai mekanisme anti kanker, seperti:
• Induksi fragmentasi DNA
• Modulasi stres oksidatif
• Pengaruh terhadap ekspresi gen pro-apoptotik
• Stimulasi sistem imun lewat peningkatan TNF-α dan interleukin
Contohnya, penelitian pada spesies Hottentotta saulcyi menunjukkan bahwa peptida racunnya mampu mengaktifkan caspase, protein penting dalam penghancuran sel kanker secara sistematis.
Meski menjanjikan, pendekatan ini juga membutuhkan pengujian lebih lanjut terkait keamanan penggunaan dan kemungkinan efek samping dari induksi nekrosis, terutama karena proses ini dapat memicu peradangan yang lebih luas.
Namun, dari sisi efektivitas, BamazScplp1 bisa menjadi game-changer dalam pengobatan kanker, terutama untuk jenis kanker yang telah menunjukkan resistensi tinggi terhadap terapi yang ada saat ini.
Dengan semakin banyaknya penelitian yang mengarah ke sumber-sumber alam liar seperti racun kalajengking, dunia medis mulai melihat potensi terapi biologis dengan cara pandang yang baru.
Baca Juga:Rayakan Ultah ke-598, Cirebon Keluarkan Seruan Berani 'Wajib Batik'!Resmi Diluncurkan! Agrinext Center Jadi Senjata Baru KOPRI PB PMII Cetak Petani Muda Tangguh dan Berdaya Saing
Peptida BamazScplp1 adalah contoh nyata bagaimana alam dapat menjadi sumber solusi inovatif untuk masalah kesehatan modern.