Wamendikbudristek Stella Christie : Pesantren Harus Siap Hadapi Era AI

Wamendikbudristek Stella Christie : Pesantren Harus Siap Hadapi Era AI
Wamendikbudristek Stella Christie. Foto: Instagram @kemdiktisaintek.ri/rakcer.id
0 Komentar

JAKARTA, RAKCER.ID — Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, menyampaikan tantangan besar yang kini dihadapi pesantren di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Dalam forum International Conference on the Transformation of Pesantren (ICTP) 2025, Stella menekankan pentingnya kesiapan manusia dalam mendampingi perkembangan teknologi, terutama dalam dunia pendidikan berbasis keislaman seperti pesantren.

Ia menyoroti dilema etika dan tanggung jawab di tengah kemajuan teknologi, sembari mengangkat pertanyaan mendasar siapa yang menentukan batas penggunaan AI, dan bagaimana jika teknologi ini menyebabkan kesalahan atau kecelakaan?

Baca Juga:Distribusi Bantuan Ala Israel Didukung AS, Rakyat Gaza Jadi Korban5 Ciri Pesantren Palsu ala Cak Imin

“Jadi apakah boleh di pesantren kita menggunakan AI untuk tugas-tugas rumah kita? Ini siapa yang harus menentukannya?” tanya Stella.

Menurutnya, keputusan semacam itu tidak bisa dibiarkan pada sistem AI semata.

Pendidikan manusialah yang menjadi kunci, karena teknologi tidak berjalan sendiri, tetapi membutuhkan panduan dari manusia yang memiliki proses berpikir dan penalaran.

Dalam paparannya, Stella menjelaskan bahwa semakin berkembangnya kecerdasan buatan, semakin penting pula membekali manusia terutama para santri dengan kemampuan berpikir kritis dan bernalar.

Ia percaya bahwa pesantren memiliki peran sentral dalam membentuk generasi yang tidak hanya melek agama, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman.

“Semakin di era kecerdasan buatan ini, semakin pentinglah pendidikan yang mendidik manusianya untuk bisa berpikir, mempunyai proses penalaran, dan saya rasa ini sudah dijalankan di pesantren,” ujarnya.

Konferensi ini menjadi ajang refleksi besar bagi kalangan pendidik dan pemangku kebijakan untuk menyusun ulang kurikulum dan pendekatan di pesantren.

Baca Juga:Jangan Salah Pilih Pesantren! Cak Imin Tegaskan 3 Dosa Ini Harus Dihindari SantriSejarah Indonesia Ditulis Ulang! Fadli Zon Tegaskan: 'Bukan Urusan Aktivis dan Politisi!'

Di satu sisi, pesantren harus menjaga nilai-nilai tradisi dan keagamaan. Namun di sisi lain, mereka juga tak bisa menutup mata terhadap realitas digital dan peran teknologi dalam kehidupan modern.

Dengan semakin luasnya penggunaan AI mulai dari mobil tanpa sopir hingga asisten pintar pertanyaan tentang peran manusia menjadi semakin penting.

Stella menggarisbawahi bahwa pendidikan tidak cukup hanya menghasilkan pengguna teknologi, tetapi juga manusia yang mampu memahami dampaknya secara etis dan sosial.

Di akhir pernyataannya, Stella mengingatkan bahwa secanggih apapun teknologi, ia tidak bisa menggantikan esensi pendidikan yang sejati hubungan manusia dengan manusia, nilai-nilai kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial.

0 Komentar