CIREBON, RAKCER.ID – Serangan terbaru pasukan Israel kembali menambah panjang daftar korban di Jalur Gaza.
Sedikitnya 20 warga Palestina dilaporkan tewas pada Rabu (25/6), termasuk enam orang yang sedang menunggu bantuan makanan di Gaza tengah, wilayah yang telah porak-poranda akibat konflik berkepanjangan.
Informasi tersebut disampaikan oleh Badan Pertahanan Sipil Gaza. Juru bicara badan tersebut, Mahmud Bassal mengatakan kepada AFP bahwa puluhan warga sipil menjadi sasaran tembakan Israel saat mereka berkumpul untuk mendapatkan jatah makanan.
Baca Juga:Trump Panik! Perintahkan Bor Minyak Besar-besaran Saat Iran Tutup Selat HormuzIran Tak Tinggal Diam! Penutupan Selat Hormuz Guncang Ekonomi Global
“Enam orang tewas dan 30 lainnya luka-luka akibat tembakan Israel yang menargetkan ribuan warga sipil yang sedang mengantre bantuan,” ujar Bassal.
Menurutnya, serangan dilakukan menggunakan peluru dan peluru tank yang diarahkan ke kerumunan warga. Hingga berita ini ditulis, militer Israel menyatakan sedang “menyelidiki” laporan tersebut saat dihubungi oleh AFP.
Insiden ini terjadi hanya sehari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengkritik keras sistem distribusi bantuan di Gaza yang kini dijalankan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yayasan bantuan swasta yang didukung Amerika Serikat dan Israel.
GHF ditunjuk untuk menggantikan lembaga-lembaga kemanusiaan PBB sejak akhir Mei.
Namun, kehadirannya justru menuai kecaman luas. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut sistem distribusi bantuan baru ini sebagai “kehinaan” yang mengancam keselamatan warga sipil.
Sementara itu, Juru Bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Thameen Al-Kheetan, menuding adanya praktik “militerisasi makanan” di wilayah tersebut yakni menjadikan distribusi pangan sebagai alat kontrol dalam konflik.
Meski Israel telah sedikit melonggarkan blokade bantuan pada Mei lalu, pembatasan ketat masih diterapkan. Akibatnya, distribusi bantuan sering kali berujung pada kekacauan bahkan kematian.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 500 warga tewas sejak akhir Mei ketika mereka berusaha mendapatkan bantuan di sekitar pusat distribusi.
Baca Juga:"Tidak Dibenarkan!" Putin Murka, Kecam Serangan AS ke IranBrand Ecoprint Halal Yumana Asal Cirebon Disambut Menteri Perdagangan, Siap Guncang Pasar Dunia!
Sementara itu, menurut laporan pertahanan sipil, pada hari Selasa saja, 46 warga dilaporkan tewas saat menunggu bantuan makanan.
Pihak GHF sendiri membantah bertanggung jawab atas kematian-kematian tersebut, meskipun mereka menjadi pengelola utama distribusi bantuan sejak pengalihan dari lembaga PBB.