2. Investasi untuk Tujuan Jangka Menengah
Mulai pertimbangkan tujuan seperti DP rumah/apartemen, dana pernikahan, atau pendidikan lanjutan. Sesuaikan instrumen investasinya (misalnya, reksa dana saham atau saham langsung jika sudah paham risikonya).
3. Pertimbangkan Asuransi
Pikirkan asuransi kesehatan atau jiwa untuk melindungi diri dan orang-orang yang kamu sayangi dari risiko finansial tak terduga.
4. Tingkatkan Kemampuan Diri
Investasi terbaik adalah pada dirimu sendiri. Ikuti kursus, sertifikasi, atau workshop untuk meningkatkan skill dan potensi pendapatanmu.
Apa yang Harus Dilakukan?
1. Naikkan Porsi Investasi
Seiring kenaikan gaji, tingkatkan persentase yang kamu alokasikan untuk investasi.
2. Mulai Diversifikasi Portofolio
Baca Juga:Hyperion: Pohon Tertinggi di Dunia yang Kalahkan Big Ben dan Patung LibertyBatas Maksimal Rumah Subsidi Tetap, Pemerintah Usulkan Penyesuaian Batas Minimal
Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang. Sebar investasimu ke berbagai instrumen dan sektor.
3. Evaluasi Utang
Jika ada utang produktif (misalnya KPR atau KPM), pastikan cicilannya masih terkendali dan tidak membebani.
Fase 3: Stabilitas & Perencanaan Pensiun (Usia 36-50 Tahun)
Fase ini adalah tentang konsolidasi aset, memastikan stabilitas finansial, dan merencanakan pensiun secara lebih detail.
Prioritas Utama:
Maksimalkan Kontribusi Pensiun: Jika kantormu punya program pensiun atau DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), maksimalkan kontribusimu. Jika tidak, mulai siapkan dana pensiunmu sendiri secara mandiri.
Tinjau Kembali Portofolio Investasi: Sesuaikan profil risikomu. Mungkin kamu ingin mengurangi risiko seiring mendekatnya usia pensiun.
Perencanaan Warisan (Jika Diperlukan): Mulai pikirkan tentang warisan atau perencanaan harta untuk keluarga di masa depan.
Evaluasi Aset Properti: Jika sudah memiliki properti, pertimbangkan apakah ada potensi investasi lebih lanjut atau optimalisasi aset.
Apa yang Harus Dilakukan?
1. Disiplin Investasi
Jaga konsistensi investasi, bahkan saat pasar bergejolak.
2. Perbarui Asuransi
Baca Juga:7.926 Peserta Lolos Seleksi Administrasi Beasiswa Indonesia Bangkit 2025, Siap Hadapi Ujian AkademikTrump Optimistis Soal Gencatan Senjata Gaza, Kritik Global Menguat Terkait Korban Sipil di Pusat Bantuan
Pastikan proteksi asuransimu masih memadai sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keluarga.
3. Konsultasi dengan Perencana Keuangan
Jika merasa overwhelmed, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional.
Fase 4: Pensiun Dini / Kebebasan Finansial (Usia 50+ Tahun)
Ini adalah fase di mana asetmu sudah bekerja untukmu, dan kamu bisa menikmati hasil kerja keras selama bertahun-tahun.
Prioritas Utama:
1. Hidup dari Hasil Investasi
Kamu bisa mulai menarik hasil investasi atau dividen untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus bekerja penuh waktu.