CIREBON, RAKCER.ID – Generasi Z kelompok usia yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dihadapkan pada persimpangan jalan finansial yang unik.
Di satu sisi, mereka terpapar informasi investasi yang melimpah ruah, mulai dari saham, reksa dana, hingga cryptocurrency.
Di sisi lain, godaan untuk “foya-foya” alias menikmati hidup secara instan dengan traveling, hangout, atau belanja online juga tak kalah kuat. Ini dia dilema finansial Gen Z yang wajib kamu tahu!
Baca Juga:Hyperion: Pohon Tertinggi di Dunia yang Kalahkan Big Ben dan Patung LibertyBatas Maksimal Rumah Subsidi Tetap, Pemerintah Usulkan Penyesuaian Batas Minimal
Antara Cuan Jangka Panjang dan Kesenangan Instan
Dilema utama Gen Z terletak pada pertarungan antara “kepuasan tertunda” (delayed gratification) dan “kepuasan instan” (instant gratification).
Investasi: Menuntut Gen Z untuk menyisihkan sebagian uang mereka hari ini demi potensi keuntungan di masa depan.
Ini berarti menunda kesenangan membeli barang idaman atau liburan seru demi tujuan jangka panjang seperti dana pensiun, membeli properti, atau membangun bisnis.
Foya-foya: Menawarkan kesenangan dan pengalaman segera. Godaan diskon e-commerce, ajakan hangout bersama teman, atau keinginan untuk mencoba kafe viral bisa sangat sulit ditolak, terutama di tengah tekanan sosial media yang menampilkan gaya hidup serba mewah.
Faktor Pendorong Foya-foya di Kalangan Gen Z
Meskipun banyak Gen Z yang sudah melek investasi, beberapa faktor ini seringkali mendorong mereka untuk lebih condong ke arah foya-foya:
1. Tekanan Sosial dan FOMO (Fear of Missing Out)
Media sosial menjadi panggung utama di mana gaya hidup glamor seringkali dipamerkan. Gen Z merasa perlu mengikuti tren, mencoba tempat-tempat hits, atau memiliki barang-barang terbaru agar tidak merasa ketinggalan (FOMO).
2. Aksesibilitas Belanja dan Hiburan
Kemudahan transaksi digital dan menjamurnya platform e-commerce, layanan streaming, serta venue hiburan membuat pengeluaran menjadi sangat mudah dan seringkali tanpa disadari.
3. Mindset “YOLO” (You Only Live Once)
Baca Juga:7.926 Peserta Lolos Seleksi Administrasi Beasiswa Indonesia Bangkit 2025, Siap Hadapi Ujian AkademikTrump Optimistis Soal Gencatan Senjata Gaza, Kritik Global Menguat Terkait Korban Sipil di Pusat Bantuan
Filosofi ini, jika diartikan secara ekstrem, bisa mendorong Gen Z untuk memprioritaskan pengalaman dan kesenangan saat ini tanpa terlalu memikirkan konsekuensi finansial jangka panjang.
4. Literasi Keuangan yang Belum Merata
Meskipun banyak yang mulai belajar, masih ada Gen Z yang belum memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya investasi, inflasi, atau bagaimana merencanakan keuangan untuk masa depan.