CIREBON,RAKCER.ID – Nvidia kembali mengukir sejarah.
Raksasa chip grafis ini resmi menjadi perusahaan publik pertama yang menembus kapitalisasi pasar US$4 triliun, memperkuat posisinya sebagai pemimpin revolusi kecerdasan buatan (AI).
Saham Nvidia (NVDA) sempat menguat 1,8% ke US$164,15, meski ditutup sedikit lebih rendah, dengan kapitalisasi pasar akhir di US$3,9 triliun.
Simak ulasan lengkap tentang Nvidia Jadi Perusahaan US$4 Triliun
Kenaikan spektakuler ini mencerminkan antusiasme investor terhadap masa depan AI, di mana Nvidia memegang posisi dominan lewat chip H100 dan platform komputasi AI-nya.
Baca Juga:Sundial Raih Dana $23 Juta untuk Ubah Cara Pengambilan Keputusan Berbasis Data dengan AIBrain Max Platform AI Baru yang Permudah Integrasi Antar Aplikasi
Lonjakan saham Nvidia juga mendorong penguatan indeks utama AS Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq, semuanya ditutup positif.
Namun di balik euforia Nvidia, pasar global tengah menghadapi dinamika baru.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memanaskan tensi perdagangan internasional, dengan mengumumkan tarif 50% untuk impor tembaga, dan ancaman tarif hingga 200% untuk produk farmasi.
Langkah agresif ini memicu lonjakan harga tembaga di pasar domestik dan memperlebar selisih harga dengan patokan internasional di London Metal Exchange (LME).
Dampak kebijakan ini mulai terasa di sektor keuangan.
Indeks dolar AS (DXY) telah turun 6% sejak April, saat Trump pertama kali mengumumkan kebijakan tarif baru.
Sejak awal tahun, DXY telah merosot lebih dari 10%, menunjukkan pelemahan kepercayaan terhadap dolar AS di tengah ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan fiskal.
Di tengah gejolak ini, Bitcoin (BTC) justru tampil sebagai pemenang.
Aset kripto terbesar dunia tersebut berhasil menembus rekor tertinggi baru di US$112.000 pada Kamis (10/07) pagi.
Baca Juga:MemOS Sistem Operasi Baru yang Buat AI Punya Ingatan Seperti ManusiaMengapa Sektor Teregulasi Masih Waspada terhadap Open Agent seperti MCP
Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya risiko geopolitik dan permintaan institusional yang terus bertambah, menjadikan Bitcoin sebagai aset lindung nilai alternatif di tengah pasar global yang fluktuatif.
Sementara itu, pasar obligasi AS menunjukkan kekuatan, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke 4,34% usai lelang yang ramai peminat.
Penurunan imbal hasil ini mengindikasikan bahwa investor mencari aset aman di tengah gejolak pasar.
Harga minyak bergerak relatif stabil. Minyak mentah Brent ditutup di US$70,19 per barel, sedangkan WTI berada di US$68,38.