Di sisi lain, sekolah, masjid, dan fasilitas umum juga ikut terdampak. Beberapa sekolah terpaksa mengurangi jam belajar karena keterbatasan pasokan air.
Musala di kampung-kampung pun mengalami kesulitan dalam menyediakan air wudu, terutama saat musim kemarau.
Desakan terus muncul agar pemerintah pusat turun tangan, tidak hanya melakukan evaluasi administratif, tapi juga membentuk tim pemulihan ekologis dan meninjau ulang izin tambang di wilayah tangkapan air.
Baca Juga:Tangis Haru Sambut Jenazah Tasmi, PMI Cirebon yang Meninggal di MalaysiaCifest 2025: Langkah Nyata Cirebon Dorong UMKM dan Ekonomi Kreatif
Warga juga meminta adanya kompensasi air bersih dari perusahaan tambang selama krisis belum bisa diatasi.
Kisah Cikeusal adalah potret nyata bagaimana eksploitasi sumber daya mineral tanpa pengelolaan yang berkelanjutan dapat menghancurkan fondasi kehidupan masyarakat.
Krisis air bukan lagi ancaman masa depan ia sudah terjadi hari ini, dan menuntut respons segera. (*)