CIREBON,RAKCER.ID – Moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek mencatat rekor jumlah pengguna tertinggi sepanjang Juli 2025.
Sebanyak 2.312.605 penumpang menggunakan layanan ini selama satu bulan, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat 2.293.124 penumpang.
Lonjakan ini menjadi sinyal positif terhadap kepercayaan publik terhadap transportasi massal berbasis rel, terutama bagi masyarakat di wilayah Jabodetabek.
Simak Ulasan Lengkap Tentang LRT Jabodebek
Statistik Penggunaan dan Operasional
Baca Juga:Krisis Pendaftaran dan Gaji Murah, Guru Swasta Cirebon Bertahan dalam KeterbatasanCikeusal Krisis Air Bersih Akibat 40 Tahun Tambang Semen
Selama bulan Juni, rata-rata pengguna pada hari kerja mencapai 99.310 orang per hari, sedangkan pada akhir pekan mencapai 43.752 orang per hari.
Total perjalanan yang dioperasikan mencapai 10.188 trip dengan tingkat ketepatan waktu atau On Time Performance (OTP) sebesar 99,88 persen.
Beberapa stasiun tercatat sebagai titik tersibuk, di antaranya Stasiun Dukuh Atas BNI dengan 364.704 pengguna yang melakukan tap in dan 333.578 yang tap out.
Stasiun Harjamukti juga mengalami lonjakan dengan 268.356 tap in dan 272.408 tap out, disusul Stasiun Kuningan dengan 209.687 tap in dan 199.621 tap out.
Faktor Pendorong Peningkatan Penumpang
Peningkatan jumlah pengguna LRT Jabodebek disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, keandalan layanan dengan OTP mendekati sempurna membuat masyarakat merasa nyaman dan efisien dalam bepergian.
Kedua, integrasi moda transportasi di berbagai stasiun, seperti tersedianya bus pengumpan dan angkutan umum lainnya, mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Ketiga, inovasi seperti penyediaan fasilitas penitipan barang di Stasiun Halim yang mulai diuji coba sejak akhir Juni memberikan nilai tambah bagi pengguna.
Baca Juga:Tangis Haru Sambut Jenazah Tasmi, PMI Cirebon yang Meninggal di MalaysiaCifest 2025: Langkah Nyata Cirebon Dorong UMKM dan Ekonomi Kreatif
Selain itu, pengujian endurance terhadap trainset ke-20 juga dilakukan untuk menambah armada yang akan mendukung frekuensi perjalanan ke depan.
Dampak Terhadap Wilayah Ciayumajakuning
Meskipun LRT Jabodebek secara fisik beroperasi di wilayah Jabodetabek, dampaknya terasa hingga wilayah Ciayumajakuning.
Banyak warga dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan sekitarnya yang melakukan perjalanan ke Jakarta dan sekitarnya untuk bekerja, studi, atau urusan bisnis.
Dengan tersedianya akses menuju stasiun-stasiun LRT dari terminal maupun jalur bus antarkota, waktu tempuh dan biaya perjalanan menjadi lebih efisien.
Selain itu, mobilitas yang lebih lancar berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan aktivitas perdagangan, serta pengembangan kawasan transit-oriented development (TOD) di sekitar stasiun utama.