Kebijakan Cegah Anak Putus Sekolah Era KDM, Kelas SMA di Kota Cirebon Jadi Sesak dan Gerah

Kebijakan Cegah Anak Putus Sekolah Era KDM, Kelas SMA di Kota Cirebon Jadi Sesak dan Gerah
Ilustrasi suasana kelas yang tidak kebanyakan murid. FOTO: istockphoto/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Pasca Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menerapkan kebijakan PAPS dalam konteks SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru) yang merujuk pada Pencegahan Anak Putus Sekolah, sejumlah sekolah di Kota Cirebon merasakan dampaknya.

Beberapa sekolah mengalami penambahan jumlah siswa dalam satu kelas, bahkan mencapai 42 hingga 48 siswa per kelas. Kondisi ini membuat suasana pembelajaran menjadi berbeda dari sebelumnya.

Salah satu siswa SMA Negeri di Kota Cirebon, Gia mengungkapkan keluhannya terkait situasi di kelas yang kini terasa lebih sesak.

Baca Juga:Pansel Komisi Informasi Kota Cirebon Diingatkan Agar Tidak Main-Main, Transparansi Jadi SorotanGubernur Jabar Tentukan 45 Rumah di Kesenden untuk Program Rutilahu Provinsi Jawa Barat 2025

“Suasana di kelas panas dan tidak ada angin satupun, padahal ada kipas 2 di depan” ungkapnya Gia, Jumat (1/8).

Tak hanya Gia, Sofian Hadi salah satu guru di SMA Negeri 9 Cirebon mengungkapkan, jumlah peserta didik dalam setiap kelas mencapai 45 hingga 48 siswa dan faktor suhu ruangan juga menjadi tantangan terutama saat siang hari.

“Satu kelas itu macam-macam, ada yang 45 ada juga yang 48 mbak. Apalagi pas siang hari memang cukup panas. Setiap kelas sudah disediakan dua kipas angin. Ditambah plafon di beberapa kelas menggunakan PVC, jadi terasa sedikit panas. Kadang-kadang ada siswa yang membawa kipas tambahan sendiri. Tapi secara umum pembelajaran tetap berlangsung dengan baik,” ungkapnya. (its)

0 Komentar