CIREBON, RAKCER.ID – Memiliki anak yang cerdas secara akademik memang membanggakan. Tapi, membangun kecerdasan emosional (EQ) sama pentingnya dengan nilai di rapor.
Anak yang punya EQ tinggi akan tumbuh jadi pribadi yang tangguh, empatik, tenang, dan sukses dalam menghadapi berbagai situasi hidup.
Menurut Reem Raouda, pelatih pengasuhan bersertifikat yang telah mempelajari lebih dari 200 anak, ada kebiasaan-kebiasaan sederhana yang dilakukan orang tua sejak dini dan terbukti mampu membentuk kecerdasan emosional anak.
Apa saja kebiasaan itu? Simak poin-poin berikut ini.
1. Memberi Anak Ruang untuk Merenung
Baca Juga:Ini Dampak Buruk Berteriak pada Anak, Orang Tua Perlu Tahu!4 Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Perempuan Menurut Penelitian Harvard
Saat anak merasa kesal atau sedih, orang tua tidak langsung mengintervensi dengan ceramah atau nasihat. Sebaliknya, mereka mendampingi dalam diam, memberi ruang bagi anak untuk mengenali dan memproses perasaannya sendiri.
Cara ini membantu anak memahami emosi mereka tanpa merasa tertekan atau dihakimi.
2. Mengenalkan Nama-Nama Emosi Sejak Dini
Anak diajak untuk mengenali dan menyebutkan perasaannya secara langsung, seperti:
“Saya marah”,”Saya takut”,”Saya senang”.
Ini membuat anak terbiasa mengungkapkan apa yang dirasakan, serta belajar bahwa semua emosi adalah normal dan valid. Seiring waktu, anak akan lebih terbuka dan tidak takut mengutarakan isi hati.
3. Tidak Gengsi untuk Minta Maaf pada Anak
Orang tua yang membangun EQ anaknya tidak ragu untuk meminta maaf jika berbuat salah, sekecil apa pun itu.
Sikap ini menunjukkan bahwa minta maaf bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk tanggung jawab dan empati. Anak pun belajar menghargai orang lain dan tidak segan memperbaiki kesalahan dalam hubungan sosial.
4. Tidak Memaksa Anak Mengucapkan “Tolong”, “Maaf”, atau “Terima Kasih”
Alih-alih menyuruh anak mengucapkannya, orang tua memberi contoh langsung lewat tindakan sehari-hari.
Baca Juga:Gaya Parenting Penuh Kasih ala Putri Diana, Tetap Menginspirasi Setelah 26 Tahun KepergiannyaKoala Parenting : Pola Asuh Lembut yang Mengutamakan Kedekatan Emosional
Anak lupa bilang “terima kasih”? Orang tua akan mengucapkannya terlebih dahulu.
Kebaikan dan sopan santun tidak perlu dipaksa, cukup dicontohkan. Lambat laun, anak akan mengikuti dengan kesadaran sendiri.
5. Tidak Mengabaikan Kekhawatiran Kecil Anak
Setiap kekhawatiran anak, sekecil apa pun, divalidasi dan dihargai. Orang tua tidak pernah meremehkan perasaan anak, karena mereka tahu bahwa hal kecil bagi orang dewasa bisa terasa besar di mata anak.