- Gangguan Pola Tidur
Cahaya biru dari layar bisa menghambat produksi melatonin, yaitu hormon yang mengatur siklus tidur. Jika ditambah dengan konten negatif yang memicu stres, otak akan tetap aktif bahkan saat seharusnya beristirahat.
Hal ini seringkali menyebabkan insomnia atau gangguan tidur lainnya, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi suasana hati, konsentrasi, dan prforma akdemis di siang hari.
Penurunan Produktivitas
Doomscrolling bisa mengganggu kemampuan remaja untuk fokus pada tugas-tugas penting seperti belajar atau mengerjakan PR.
Baca Juga:Memahami Fenomena "Doomscrolling": Mengapa Kita Tidak Bisa Berhenti Membaca Berita Buruk?Disebut Sebagai Saingan, Inilah 5 Perbedaan antara Threads dan X (Twitter)
Pikiran mereka terus dipenuhi oleh berita-berita yang baru saja dibaca, sehingga membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi.
Hal ini berdampak langsung pada penurunan prestasi akademik dan kurangnya motivasi untuk melakukan aktivitas lain yang lebih produktif.
- Keterasingan Sosial
Ironisnya, meskipun Doomscrolling dilakukan melalui media sosial, kebiasaan ini justru dapat menyebabkan keterasingan sosial. Remaja yang terjebak dalam kebiasaan ini mungkin jadi lebih suka menyendiri di kamar dengan gawainya dan menghindari interaksi tatap muka dengan keluarga dan teman.
Mereka mungkin merasa bahwa orang lain tidak mengerti kekhawatiran mereka, atau bahkan enggan membicarakan hal-hal yang tidak penting di tengah krisis yang mereka baca.
- Kehilangan Empati dan Kesenjangan Realitas
Paparan yang berlebihan terhadap tragedi dan penderitaan dari seluruh dunia bisa membuat remaja menjadi mati rasa. Mereka mungkin akan mulai menganggap biasa berita buruk yang mereka lihat.
Di sisi lain, mereka juga bisa mengalami kesenjangan realitas di mana dunia maya terasa lebih nyata dan penting daropada kehidupan mereka sendiri. Hal ini dapat menghambat perkembangan empati yang sehat terhadap orang-orang di sekitar mereka.
Cara Mengatasi Doomscrolling pada Remaja
Gajala Doomscrolling bisa diatasi dengan beberapa langkah proaktif untuk mengatasinya.
Untuk Remaja:
- Batasi Waktu Layar: Gunakan fitur pengatur waktu layar (Screen time) pada smartphone. Tetapkan batasan yang jelas, misalnya hanya 30 menit untuk membaca berita setiap harinya.
- Kurasi sumber Informasi: Hentikan mengikuti akun-akun yang secara konstan memposting konten negatif dan provokatif. Pilihlah satu atau dua sumber berita yang paling terpercaya dan lihatlah pada jam-jam yang telah kamu tentukan.
- Temukan Hobi Alternatif: Alihkan perhatian kamu dari gawai dengan melakukan aktivitas yang kamu sukai. Misalnya membaca buku, berolahraga, mendengarkan musik, atau sekadar berkumpul dengan orang-orang terdekat.
- Bersikap Mindfulness: Latih kesadaran diri untuk mengenali ketika kamu mulai terjebak dalam lingkaran Doomscrolling. Ketika kamu menyadarinya, tarik napas dalam-dalam dan alihkan perhatian pada hal lain.