“Kamu marah karena mainanmu rusak, ya. Lain kali kalau marah, coba bilang ke Mama dulu.”
“Kalau kamu lempar barang, barangnya bisa rusak. Kita cari cara lain, yuk.”
Komunikasi positif membantu anak belajar bahwa perasaan boleh muncul, tapi tindakannya harus terkendali.
6. Latih dengan Konsistensi
Baca Juga:Tidur Nyenyak Sebelum Jam 11 Malam, Kunci Anak Bertubuh Tinggi IdealAnak Sering Terbangun Tengah Malam? Mungkin Saatnya Coba Sleep Training
Melatih anak mengendalikan emosi butuh waktu. Jangan berharap sekali ajar langsung berhasil. Kuncinya konsistensi. Setiap kali anak marah, lakukan langkah-langkah di atas.
Lama-lama, anak akan terbiasa mengekspresikan perasaannya dengan cara yang sehat.
Marah adalah emosi alami yang pasti dialami setiap anak. Namun, orang tua perlu mengajarkan cara mengekspresikan amarah dengan aman agar anak tidak terbiasa melempar barang atau menyakiti orang lain.
Dengan mengenalkan emosi, memberi contoh, serta menyediakan alternatif sehat, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak dalam mengelola perasaan.