CIREBON, RAKCER.ID – Di era digital, kehadiran kita tidak lagi terbatas pada interaksi fisik. Kita bisa menciptakan identitas digital, sebuah representasi diri yang kita bangun di internet melalui media sosial, blog, forum online, dan platform lainnya. Seringkali, identitas digital ini berbeda, bahkan bertolak belakang, dengan diri kita yang sesungguhnya di kehidupan nyata.
Dampak identitas digital yang berbeda dari kehidupan asli dapat berpengaruh pada psikologis, sosial, bahkan profesional yang signifikan.
Mengapa Identitas Digital Berbeda?
Perbedaan antara identitas digital dan kehidupan asli bisa terjadi karena beberapa alasan:
Baca Juga:Guru Wajib Tahu! Inilah 5 Media Sosial Sebagai Alat Pembelajaran yang EfektifPeran Media Sosial dalam Pembelajaran: Mengubah Paradigma Pendidikan
Kontrol Narasi
Di dunia Maya, kita memiliki kendali penuh atas bagaimana kita ingin dilihat. Kita bisa memilih foto terbaik, menyaring momen-momen yang ingin dibagikan, dan menulis deskripsi diri yang sempurna. Ini adalah versi teredit dari diri kita.
Keinginan untuk diterima
Banyak orang menggunakan identitas digital mereka untuk mendapatkan validasi dan persetujuan dari orang lain. Mereka mungkin menampilkan citra yang lebih menarik, sukses, atau bahagia untuk mendapatkan lebih banyak “like” dan komentar.
Anonimitas
Di beberapa platform, anonimitas memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan sisi diri yang tidak berani mereka tunjukkan di kehidupan nyata. Ini bisa berupa pendapat yang kontroversial, hobi yang tidak biasa, atau bahkan kepribadian yang berbeda.
Dampak Psikologis
Perbedaan antara identitas digital dan kehidupan nyata bisa menimbulkan beberapa masalah psikologis:
Kecemasan dan Depresi
Terus-menerus menampilkan versi diri yang tidak nyata dapat memicu perasaan cemas dan depresi. Seseorang mungkin merasa lelah karena harus mempertahankan citra palsu dan khawatir “terbongkar” jika identitas digital dan aslinya bertemu.
Kehilangan diri sendiri
Semakin jauh jarak antara identitas digital dan asli, semakin besar kemungkinan seseorang kehilangan kontak dengan jati diri mereka yang sesungguhnya. Mereka mungkin mulai bertanya-tanya, “siapa saya sebenarnya?” atau merasa tidak otentik.
Rasa Tidak Cukup
Melihat “kehidupan sempurna” orang lain di media sosial dapat membuat kita merasa tidak cukup baik, padahal kita tidak tahu seberapa banyak yang mereka sembunyikan. Siklus ini bisa menciptakan perbandingan yang tidak sehat.