Passenger Parenting Bikin Orang Tua Jadi Penumpang dalam Pengasuhan?

Passenger Parenting Bikin Orang Tua Jadi Penumpang dalam Pengasuhan?
Mengenal Passenger Parenting. Foto: Pinterest/rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Di banyak rumah tangga modern, terutama di perkotaan, muncul perubahan halus dalam pola pengasuhan.

Kehidupan keluarga tetap hangat, orang tua tetap hadir, tetapi cara keterlibatan mereka berubah drastis.

Fenomena ini dikenal dengan istilah passenger parenting, gaya pengasuhan di mana orang tua lebih memilih mengamati dari jauh dan hanya turun tangan jika diminta.

Baca Juga:Me Time Bukan Egois, Inilah Pentingnya Meluangkan Waktu untuk Diri Sendiri bagi Orang TuaMembacakan Buku Sejak Bayi Bikin Anak Cepat Bicara, Hindari Gadget Ya Dulu!

Apa Itu Passenger Parenting?

Mengutip Times of India, passenger parenting menggambarkan gaya pengasuhan modern di mana anak diberi lebih banyak ruang untuk menentukan sendiri aktivitas, keputusan, hingga ritme hidupnya.

Bukan berarti orang tua abai, melainkan mereka mengambil peran sebagai pengamat yang siap memberi dukungan bila diperlukan.

Contohnya anak memilih makanan sendiri, mengatur waktu belajar, hingga menentukan pola istirahat.

Pendekatan ini terlihat progresif, karena memberikan anak kemandirian sejak dini.

Namun, pertanyaannya apakah gaya ini benar-benar sehat untuk tumbuh kembang anak, atau sekadar tren praktis bagi orang tua yang lelah mengasuh?

Mengapa Passenger Parenting Populer?

Survei di AS, Inggris, dan India menunjukkan meningkatnya tren pengasuhan non-intervensi. Banyak orang tua Milenial dan Gen Z memilih pendekatan ini karena:

1. Tekanan pekerjaan yang tinggi.

2. Kelelahan mental akibat peran ganda.

3. Pandangan bahwa memberi ruang dapat membangun kepercayaan diri anak.

Namun, para ahli mengingatkan popularitas tidak selalu berarti aman bagi perkembangan emosional dan sosial anak.

Passenger Parenting pada Ayah

Fenomena ini juga kerap dialami oleh para Ayah. Dalam hubungan heteroseksual, penelitian ABC News menyebut Bunda lebih sering mengambil peran utama dalam pengasuhan. Akibatnya, sebagian Ayah hanya berperan sebagai “penumpang” atau sidekick.

Baca Juga:Sleep Training untuk Anak: Manfaat, Kondisi yang Dianjurkan, dan Dampaknya Jika Tidak DilakukanPola Tidur Bisa Ungkap Kepribadian Anak, Para Orang Tua Wajib Tahu!

Dosen Kesehatan Masyarakat di Deakin University, Norma Barrett, menjelaskan kondisi ini bukan karena Ayah tak peduli, melainkan akibat struktur sosial dan kebiasaan praktis.

Misalnya, Bunda yang lebih lama cuti pasca-melahirkan otomatis jadi lebih ahli dalam mengurus anak, sementara Ayah merasa tertinggal.

Sayangnya, peran pasif ini bisa memengaruhi hubungan keluarga. Banyak Ayah mengaku merasa terpinggirkan, bahkan kesulitan menemukan “bahasa” untuk benar-benar terlibat.

0 Komentar