CIREBON, RAKCER.ID – Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon melontarkan rekomendasi besar kepada pemerintah terkait masa depan dunia pesantren di era teknologi 5.0.
Rekomendasi itu lahir dari Seminar Nasional bertajuk “Menjaga Ruh Pesantren di Era Teknologi: Peran Tasawuf dalam Peradaban Modern” yang digelar pada Sabtu (23/8/2025).
Dalam forum tersebut, Ponpes KHAS Kempek menegaskan bahwa pesantren tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Baca Juga:Jangan Salah Didik! Begini 5 Cara Tepat Membentuk Growth Mindset Anak Sejak Usia DiniTrik Jitu! 5 Ide Plating Kreatif yang Bikin Anak Lahap Makan Tanpa Drama
Mereka meminta agar kompetensi lulusan pesantren mendapat pengakuan formal, bahkan diakui hingga level internasional.
“Pesantren sudah terbukti menjadi benteng moral bangsa, tapi dukungan regulasi dan kesempatan kerja masih belum setara dengan lembaga pendidikan lainnya,” tegas Ketua Panitia, Ustaz Ahmad Ashif Shofiyullah.
Lima Rekomendasi Strategis dari KHAS Kempek
Rumusan rekomendasi yang disampaikan KHAS Kempek mencakup lima bidang penting:
1. Kebijakan & Regulasi
Pemerintah pusat dan daerah diminta memperluas pengakuan formal kompetensi lulusan pesantren melalui sertifikasi nasional maupun internasional.
2. Ekonomi & Bisnis
Dunia industri didorong membuka kemitraan dengan pesantren di sektor agribisnis, teknologi, industri kreatif, dan jasa. Termasuk insentif fiskal serta akses pembiayaan.
3. Pemberdayaan Tenaga Kerja
Lulusan pesantren diprioritaskan dalam program magang, beasiswa, pelatihan, hingga inkubasi bisnis berbasis teknologi.
4. Kesehatan & Kesejahteraan Sosial
Pesantren diusulkan menjadi mitra strategis kampanye kesehatan nasional, penanggulangan bencana, hingga pembangunan berkelanjutan.
5. Diplomasi Budaya & Peran Global
Baca Juga:6 Gaya Parenting Modern untuk Generasi Alpha dan Beta, Nomor 4 Wajib Banget Diterapkan!Rahasia Parenting Anak Jenius, 3 Gaya Asuh Orang Tua yang Bikin Anak Juara Matematika dan Sains
Pemerintah diminta memfasilitasi pertukaran pelajar, pelatihan lintas budaya, hingga forum internasional berbasis nilai tasawuf.
Rekomendasi ini merupakan hasil diskusi panel bersama tokoh pesantren, akademisi, pejabat pemerintah, hingga tokoh masyarakat. Seminar dihadiri puluhan perwakilan pesantren dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, hingga Kuningan.
“Semua poin ini tidak hanya untuk memperkuat posisi pesantren, tapi juga untuk mengangkat peran Indonesia dalam percaturan dunia,” tambah Ashif.
Rekomendasi ini rencananya akan segera dikirimkan ke pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga dunia industri sebagai acuan strategis pengembangan pesantren di masa depan.