CIREBON, RAKCER.ID – Transformasi pesantren di era modern dinilai tidak boleh mengikis ruh keilmuan dan tradisi khasnya.
Pesan itu disampaikan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek, KH Ni’amillah Aqil Siroj, dalam Seminar Transformasi Pesantren bertema “Menjaga Ruh Pesantren di Era Teknologi: Peran Tasawuf dalam Peradaban Modern” di Pesantren KHAS Kempek, Sabtu (23/8/2025).
Seminar ini digelar sebagai rangkaian Haul ke-36 KH Aqil Siroj dan dihadiri ratusan santri, akademisi, serta perwakilan pesantren se-Wilayah III Cirebon.
Baca Juga:Jangan Salah Didik! Begini 5 Cara Tepat Membentuk Growth Mindset Anak Sejak Usia DiniTrik Jitu! 5 Ide Plating Kreatif yang Bikin Anak Lahap Makan Tanpa Drama
Dalam tausiyahnya, Kiai Ni’am mengenang perjalanan panjang Pesantren KHAS Kempek sejak wafatnya KH Aqil Siroj pada 1990.
Menurutnya, haul bukan hanya momen mengenang, tetapi juga memperkuat silaturahmi serta meneguhkan peran pesantren dalam menjawab tantangan zaman.
Ia menuturkan, Pesantren Kempek dahulu sangat tradisional hingga akhirnya pada 2022 mulai membuka pendidikan formal melalui MTs Terbuka. Meski begitu, Kiai Ni’am menegaskan ruh utama pesantren, yakni tradisi ngaji, tetap harus dijaga.
“Kalau sudah ada sekolah, bagaimana dengan ngaji? Itu pernah jadi kekhawatiran almarhum Buya Ja’far. Karena itu, di Kempek ada sistem keseimbangan sekolah sore hari, sementara ngaji, muhadharah, dan musyawarah tetap berlangsung di pagi hari,” jelasnya.
Menurut Kiai Ni’am, pesantren merupakan lembaga paling transformatif dengan prinsip al-muhafadzah ‘ala al-qodimis shalih wal akhdzu bil jadidil aslah melestarikan tradisi lama yang baik sekaligus mengambil hal baru yang bermanfaat.
“Modernisasi boleh berjalan, tapi ruh keilmuan pesantren jangan pernah hilang,” tegasnya.