Penggunaan 1312 merasa bahwa masalah ini bukan sekadar “oknum”, melainkan cerminan dari budaya dan struktur yang korup dalam sistem kepolisian.
Protes Terhadap Ketidakadilan
Di banyak demonstrasi atau gerakan sosial, 1312 menjadi slogan perlawanan. Di mana angka ini mewakili kekecewaan terhadap kegagalan polisi dalam menegakkan keadilan secara adil dan setara bagi semua lapisan masyarakat.
Simbol Perlawanan Anarkis dan Anti-otoritarian
Dalam ideologi anarkisme, yang menolak segala bentuk hierarki dan kekuasaan paksa, polisi sering dilihat sebagai penjaga utama sistem yang menindas. Oleh karena itu, 1312 menjadi salah satu slogan andalan mereka untuk menunjukkan penolakan terhadap otoritas negara.
Baca Juga:Nostalgia Algoritma: Mengapa Kita Suka Melihat Kenangan Lama?Melindungi Akun Media Sosial: Cara Ampuh Melawan Hacker dan Phising
Penggunaan Tagar 1312 di Indonesia
Di Indonesia sendiri, tagar angka 1312 sudah sering digunaka, di antaranya adalah:
Demonstrasi Buruh dan Mahasiswa
Pada aksi demostrasi buruh dan mahasiswa sering menggunakan simbol 1312 sebagai simbol kolektif untuk menuntut keadilan dan kesejahteraan yang ditujukan kepada penegak hukum yang dinilai bertindak sewenang-wenang.
Simbol 1312 juga menjadi respon terhadap tindakan represif polisi untuk membubarkan massa dengan water canon, gas air mata, bahkan senjata berbahaya lainnya.
Pasca Tragedi Kanjuruhan (2022)
Tragedi kanjuruhan yang menelan sekitar 135 korban menjadi sejarah kelam sepak bola Indonesia. Hal ini tak lepas dari tindakan tanpa perhitungan yang dilakukan oleh aparat.
Sebagai respons, masyarakat mulai menuliskan simbol ACAB dan angka 1312 di beberapa tembok stadion, kemudian pesan ini menyebar ke media sosial dan warganet mulai menggunakan tagar 1312 di beberapa platform.
Band Sukatani (2025)
Band punk asal Jawa Tengah, Sukatani yang sempat mengeluarkan lagu berjudul “Bayar, bayar, bayar” yang berisi kritikan terhadap oknum polisi yang dianggap sering meminta uang dalam setiap kasus menjadi ramai dan berakhir ditariknya lagu tersebut.
Tidak lama setelah penarikan lagu dan permintaan maaf dari Band Sukatani yang dianggap dibawah intimidasi aparat, tagar #KamiBersamaSukatani dan #1312 mulai dinaikkan oleh warganet.
Baca Juga:Memahami Era Post-Truth dan Bahaya MisinformasiPeran Media Sosial dalam Aksi Demonstrasi: Mengubah Lanskap Aksi Massa
Tragedi Ojol Dilindas Rantis Brimob (2025)
Aksi demonstrasi pada 28 Agustus 2025 yang menuntut pembubaran DPR menelan korban jiwa. Di mana salah satu pengemudi ojek online dilindas oleh mobil rantis Brimob pada saat aksi terjadi.