CIREBON, RAKCER.ID – Pernahkah kamu merasa sulit berhenti membaca berita negatif di media sosial?
Fenomena ini dikenal sebagai doomscrolling, di mana orang terus-menerus menggulir informasi buruk, mulai dari konflik politik hingga bencana alam.
Tapi kenapa otak kita justru “ketagihan” berita buruk dibanding berita positif?
1. Otak Kita Lebih Sensitif terhadap Ancaman
Baca Juga:5 Cara Ampuh Lepas dari Doomscrolling, Biar Hidup Lebih Tenang dan Tidur Nyenyak5 Instrumen Investasi untuk Merdeka Finansial di Masa Tua
Secara psikologis, manusia memiliki bias negatif. Ini berarti otak lebih cepat menanggapi informasi yang berpotensi mengancam keselamatan atau kesejahteraan. Pada zaman purba, kemampuan ini membantu manusia bertahan hidup.
Di era digital, mekanisme yang sama masih berlaku. Otak akan lebih “tertarik” pada berita buruk karena secara instingtif menganggapnya penting untuk diperhatikan.
2. Dopamin dari Drama Negatif
Berita negatif sering kali mengandung konflik, kontroversi, atau sensasi dramatis. Otak kita melepaskan dopamin ketika terlibat dalam cerita yang emosional. Dopamin ini membuat kita merasa “terhibur” sekaligus penasaran, sehingga sulit berhenti menggulir berita.
3. FOMO dan Tekanan Sosial
Kebiasaan membaca berita negatif juga didorong oleh Fear of Missing Out (FOMO). Ketika banyak teman atau komunitas online membahas isu kontroversial, kita merasa perlu ikut tahu agar tidak ketinggalan. Otak mengasosiasikan informasi ini dengan status sosial dan relevansi, meski itu berita buruk.
4. Efek Lingkaran Negatif
Semakin sering kita membaca berita negatif, semakin mudah otak kita terjebak dalam pola overthinking dan kecemasan. Informasi buruk akan diproses terus-menerus, menciptakan siklus stres yang sulit diputus. Inilah salah satu alasan doomscrolling bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.
5. Cara Memutus Siklus Doomscrolling
Sadari bias negatif: Mengetahui otak kita cenderung fokus pada ancaman membantu kita lebih sadar saat membaca berita.
Batasi waktu layar: Tentukan jam tertentu untuk membaca berita, misalnya pagi atau sore saja.
Pilih sumber kredibel: Hindari berita sensasional yang memicu panik berlebihan.
Baca Juga:Bahaya! Efek Doomscrolling pada Kesehatan Mental, Dari Cemas Berlebih sampai Overthinking KronisPolitik Jadi Hiburan Baru? Alasan Doomscrolling Isu Sosial-Politik Begitu Ngehits di Indonesia
Aktivitas pengalih: Olahraga, meditasi, atau hobi bisa membantu pikiran lebih rileks.
Kebiasaan suka membaca berita negatif sebenarnya bawaan otak manusia yang dahulu berguna untuk bertahan hidup.