CIREBON, RAKCER.ID – Menjadi ibu bekerja sering terasa seperti menyalakan dua lilin sekaligus satu untuk pekerjaan, satu lagi untuk keluarga.
Lilin itu memang menyala indah, tapi bisa cepat habis bila terus terbakar tanpa jeda.
Inilah alasan mengapa work life balance bukan hanya soal membagi waktu, tetapi juga seni menjaga energi, pikiran, dan hati agar tetap seimbang.
Baca Juga:Capek Jadi Orang Tua? Hati-Hati, 6 Gejala Burnout Ini Bisa Jadi Bom Waktu!Lingkungan Jalan Kartini Samping Masjid At-Taqwa Cirebon Berantakan Pasca Demo Ricuh
Banyak ibu terjebak dalam perfeksionisme ingin selalu jadi pegawai terbaik di kantor sekaligus ibu sempurna di rumah.
Padahal, keseimbangan sejati bukan berarti hidup tanpa konflik. Kuncinya adalah kemampuan memilih apa yang paling penting di setiap momen.
Nah, berikut lima cara sederhana agar ibu bekerja tetap bahagia dan seimbang.
1. Menata Ulang Prioritas
Langkah pertama menuju keseimbangan adalah berani menata ulang prioritas. Tidak semua hal harus diselesaikan sekaligus, apalagi dengan standar sempurna.
Tanyakan pada diri sendiri: apa yang paling penting saat ini? Apakah perlu fokus pada proyek kantor, atau justru meluangkan waktu bersama anak? Dengan memahami prioritas, Moms akan lebih tenang dan terhindar dari rasa bersalah berlebihan. Ingat, kita tidak sedang berlomba dengan ibu lain.
2. Melepaskan Rasa Bersalah
Rasa bersalah adalah musuh utama ibu bekerja. Banyak yang merasa waktu di kantor berarti mengurangi waktu dengan anak. Padahal, anak juga bisa belajar tentang kerja keras, tanggung jawab, dan semangat dari orang tuanya.
Melepaskan rasa bersalah bukan berarti mengabaikan peran sebagai ibu. Justru, dengan hati yang tenang, momen bersama anak akan terasa lebih hangat, penuh perhatian, dan bermakna.
3. Membuat Ritual Kecil yang Bermakna
Baca Juga:5 Gaya Desain Interior Paling Hits untuk Hunian Nyaman dan EstetikSempit Jadi Lapang! 5 Tips Menata Rumah Minimalis Agar Terlihat Mewah
Work life balance tidak harus menunggu liburan panjang atau waktu khusus. Kebahagiaan bisa hadir dari ritual sederhana yang dilakukan konsisten.
Misalnya, makan malam tanpa gawai, membaca buku bersama sebelum tidur, atau rutinitas pagi yang penuh tawa. Hal-hal kecil ini memberi rasa aman pada anak sekaligus menjadi “jangkar emosional” bagi keluarga.
4. Berani Mendelegasikan
Banyak ibu merasa semua pekerjaan rumah tangga harus ditangani sendiri. Padahal, berbagi tugas justru kunci keseimbangan.