Dampak Oversharing Kehidupan Anak di Media Sosial yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Dampak Oversharing Kehidupan Anak di Media Sosial
Dampak Oversharing Kehidupan Anak di Media Sosial. Foto: Pinterest/ Rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Membagikan momen manis dan lucu anak di media sosial sudah menjadi hal yang umum. Dari video pertama kali anak berjalan, foto mereka saat tertawa, hingga pencapaian kecil di sekolah, rasanya semua orang tua ingin berbagi kebahagiaan itu.

Namun, orang tua juga harus memperhatikan dampak oversharing kehidupan anak di media sosial. Di mana fenomena oversharing ini memicu perdebatan dan menimbulkan pertanyaan penting tentang privasi, keamanan, dan kesejahteraan anak di era digital.

Apa itu Oversharing?

Oversharing adalah tindakan membagikan informasi pribadi atau sensitif secara berlebihan di media sosial.

Baca Juga:Tanggung Jawab Platform dalam Mencegah Bunuh Diri dan Self-HarmFenomena Flexing di Media sosial: Bahaya Pamer Kekayaan di Dunia Maya

Dalam konteks anak, hal ini bisa mencakup foto yang menampilkan anak dalam keadaan rentan (misalnya, telanjang saat mandi atau buang air), detail lokasi (alamat rumah atau sekolah), masalah kesehatan, atau bahkan konflik pribadi dalam keluarga yang melibatkan anak.

Risiko Oversharing bagi Anak

Meskipun terlihat tidak berbahaya, oversharing dapat membawa beberapa risiko serius bagi anak-anak:

Pencurian Identitas dan Keamanan

Informasi yang dibagikan secara publik bisa disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggungjawab.

Foto anak dengan seragam sekolah tertentu bisa menjadi petunjuk bagi pelaku kejahatan. Tanggal lahir dan nama lengkap yang diunggah dapat digunakan untuk pencurian identitas di masa depan

Kehilangan Privasi Sejak Dini

Anak-anak memiliki hak untuk menentukan apa yang mereka bagikan tentang diri mereka sendiri. Ketika orang tua terus-menerus memposting detail kehidupan mereka, anak-anak tidak memiliki kendali atas narasi pribadi mereka.

Saat dewasa, mereka mungkin merasa canggung atau bahkan marah karena rekam jejak digital mereka sudah terbentuk tanpa persetujuan mereka.

Bullying dan Kekerasan Daring

Foto atau video yang dianggap lucu oleh orang tua bisa menajdi bahan ejekan bagi teman-teman sebaya saat anak tumbuh besar. Komentar negatif dari warganet atau bahkan perundungan siber bisa terjadi, yang berdampak buruk pada kesehatan mental anak.

Baca Juga:Menggali Hati Konsumen: Strategi Pemasaran Emosional yang EfektifDaya Tarik dan Bahaya Akun Anonim di Dunia Maya

Potensi Eksploitasi

Foto anak-anak, terutama yang menampilkan mereka dalam keadaan minim pakaian, berisiko tinggi untuk disalahgunakan oleh predator daring.

Bagaimana Menghindari Oversharing?

Sebagai orang tua, penting untuk meninjau kembali kebiasaan berbagi di media sosial dan mengutamakan kesejahteraan anak. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

0 Komentar