Waspada Self-Diagnose di Media Sosial: Bukan Dokter, Malah Berbahaya

Waspada Self-Diagnose di Media Sosial: Bukan Dokter, Malah Berbahaya
Waspada Self-Diagnose di Media Sosial. Foto: Pinterest/ Rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Media sosial telah menjadi umber informasi utama bagi banyak orang, termasuk dalam hal kesehatan. Dengan mudahnya akses, kita bisa menemukan berbagai konten tentang gejala penyakit, tes kesehatan, hingga tips pengobatan. Namun satu hal yang perlu diwaspadai adalah self-diagnose di media sosial.

Self-diagnose adalah upaya mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang ditemukan di internet, tanpa konsultasi langsung dengan profesional medis. Sayangnya, fenomena ini semakin marak di media sosial dan bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental.

Mengapa Self-Diagnose di Media Sosial Sangat Berbahaya?

Informasi yang Tidak Akurat dan Menyesatkan

Media sosial dibanjiri oleh informasi yang belum tentu valid. Banyak konten dibuat oleh orang-orang tanpa latar belakang medis, atau bahkan hanya berdasarkan pengalaman pribadi yang tidak bisa digeneralisasi.

Baca Juga:Tanggung Jawab Platform dalam Mencegah Bunuh Diri dan Self-HarmFenomena Flexing di Media sosial: Bahaya Pamer Kekayaan di Dunia Maya

Mendiagnosis diri sendiri berdasarkan konten ini bisa membuat Anda salah kaprah tentang kondiri Anda.

Gejala yang Tumpang Tindih

Satu gejala bisa menjadi indikasi dari berbagai penyakit yang berbeda. Contohnya, sakit kepala bisa disebabkan oleh kurang tidur, dehidrasi, stes, atau bahkan tumor otak. Jika Anda hanya mengandalkan informasi di media sosial, Anda mungkin akan langsung panik dan merasa menderita penyakit serius, padahal penyebabnya bisa jadi sepele.

Kecemasan dan Ketakutan yang Berlebih (Cyberchondria)

Istilah cyberchondria merujuk pada kecemasan berlebihan yang muncul akibat mencari informasi tentang penyakit di internet. Alih-alih merasa tenang, Anda justru bisa terjebak dalam lingkaran ketakutan dan kepanikan.

Pikiran Anda akan terus-menerus terfokus pada gejala-gejala yang Anda baca, padahal mungkin Anda tidak benar-benar mengalaminya.

Menunda Pengobatan yang Tepat

Self-diagnose bisa menyebabkan Anda menunda atau melewatkan pengobatan yang seharusnya. Karena merasa sudah tahu penyebab penyakitnya, Anda mungkin akan mencoba pengobatan yang tidak tepat atau bahkan membeli obat-obatan tanpa resep.

Hal ini sangat berbahaya karena kondisi Anda bisa semakin parah, dan ketika akhirnya Anda menemui dokter, penyakitnya mungkin sudah berada di tahap yang lebih lanjut.

Risiko Salah Pengobatan

Tanpa arahan dokter, Anda bisa saja menggunakan obat-obatan yang tidak sesuai dengan kondisi Anda. Misalnya, mengonsumsi antibiotik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus.

0 Komentar