Penggunaan media sosial yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi, kecemasan, dan rendah diri, seringkali karena perbandingan sosial dan “highlight reel” yang disajikan oleh orang lain.
Gangguan Tidur
Cahaya biru dari layar ponsel dapat menggangu siklus tidur alami, membuat kita sulit tidur atau mengalami kualitas tidur yang buruk.
Penurunan Produktivitas
Waktu yang dihabiskan untuk scrolling bisa mengikis waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, bekerja, atau mengejar hobi.
Baca Juga:Tips Menghindari Penipuan Berkedok Giveaway di InstagramGerakan "Fitness Influencer": Antara Motivasi dan Tekanan untuk Terlihat Sempurna
Isolasi Sosial
Ironisnya, platform yang dirancang untuk menghubungkan kita justru bisa membuat kita lebih terisolasi dari interaksi tatap muka di dunia nyata.
Mengelola Penggunaan Media Sosial
Meskipun begitu, media sosial tetapi memiliki banyak manfaat. Kuncinya adalah bagaimana kita menggunakannya secara sadar dan seimbang.
Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengelola penggunaan media sosial antara lain:
- Tetapkan Batas Waktu: Gunakan fitur bawaan di ponsel atau aplikasi pihak ketiga untuk membatasi waktu penggunaan media sosial setiap hari.
- Jeda Digital (Digital Detox): Sisihkan waktu tertentu dalam sehari atau seminggu di mana Anda tidak akan menyentuh gawai.
- Sadar Diri: Perhatian bagaimana perasaan Anda setelah menggunakan media sosial. Jika Anda merasa lebih buruk, ini bisa menjadi tanda untuk mengurangi waktu di sana.
- Matikan Notifikasi: Notifikasi adalah pemicu utama yang menarik kita kembali ke media sosial.
- Cari Kegiatan Lain: Isi waktu luang Anda dengan hobi atau aktivitas lain yang tidak melibatkan layar, seperti membaca buku, berolahraga, atau bertemu langsung dengan teman.
Tidak semua orang yang menggunakan media sosial secara intensif berarti kecanduan. Meskipun demikian, penting bagi kita untuk mengendalikan penggunaan media sosial.(*)