Etika Berkomentar di Media Sosial: Batas Antara Kritik dan Bullying

0 Komentar

CIREBON, RAKCER ID – Media sosial telah menjadi ruang publik terbesar di era digital. Di dalamnya, jutaan suara berinteraksi, berbagi ide, dan berdiskusi tentang berbagai topik. Namun, kita harus memiliki etika berkomentar di media sosial agar bisa menyampaikan pendapat dengan etis.

Hal ini disebabkan batas antara kritik yang membangun dan bullying yang merusak sering kali kabur, dan memahami perbedaan ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan online yang sehat.

Ketika Kritik Berubah Menjadi Bullying

Pada dasarnya, kritik adalah penilaian atau ulasan terhadap sesuatu. Kritik yang sehat bertujuan untuk memberikan masukan, menunjukkan area yang bisa diperbaiki, dan membuka diskusi yang produktif.

Ciri-ciri kritik yang sehat andara lain:

Baca Juga:Content Creator Wajib Tahu! Inilah Cara Mendapatkan 10.000 Follower Instagram Secara OrganikStatistik Penggunaan Media Sosial Indonesia Tahun 2025: Siapa yang Paling Aktif?

1. Spesifik dan Berfokus pada Isu

Kritik berfokus pada konten atau tindakan, bukan pada karakter atau identitas seseorang.

Contohnya, “Penjelasan di video ini kurang detail,” lebih baik daripada “Kamu tidak bisa mengajar”.

2. Disampaikan dengan Bahasa yang Sopan

Kritik disampaikan dengan bahasa yang baik dan sopan, tanpa makian, hinaan, atau nada merendahkan.

3. Bertujuan untuk Membangun

Tujuan dari kritik adalah untuk membantu orang lain menjadi lebih baik, bukan untuk menjatuhkan atau mempermalukan.

Sebaliknya, bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan secara berulang untuk menyakiti atau mendominasi orang lain.

Di dunia Maya, bullying bisa berupa komentar negatif yang terus-menerus, penghinaan, atau bahkan ancaman.

Kritik akan berubah menjadi bullying jika:

1. Menyerang Karakter Pribadi

Komentar tidak lagi tentang karya atau ide, melainkan menyerang penampilan, latar belakang, keyakinan, atau identitas pribadi seseorang.

Baca Juga:7 Aplikasi Gratis untuk Mengatur Konten Media Sosial Secara OtomatisCara Membedakan Giveaway Asli dan Palsu Agar Tidak Menjadi Korban Penipuan

2. Menggunakan Bahasa Kasar dan Mengancam

Komentar yang penuh dengan makian, kata-kata merendahkan, atau bahkan ancaman fisik maupun verbal.

3. Tujuan Utamanya adalah Menyakiti

Tidak ada niat untuk membangun atau memberikan masukan, melainkan hanya untuk menyakiti, mempermalukan, atau membuat orang lain merasa tidak berharga.

Mengapa Batasnya Sering Kabur?

Beberapa faktor membuat batas antara kritik dan bullying menjadi tidak jelas di media sosial:

Anoniminitas dan Jarak

Pengguna sering merasa lebih berani di balik layar. Tanpa melihat ekspresi wajah atau mendengar nada suara, mereka lebih mudah mengucapkan hal-hal yang tidak akan mereka katakan secara langsung.

0 Komentar