Tantangan Guru dan Dosen Menghadapi Distraksi Media Sosial di Kelas

Tantangan Guru dan Dosen Menghadapi Distraksi Media Sosial di Kelas
Tantangan Guru dan Dosen Menghadapi Distraksi Media Sosial di Kelas. Foto: Pinterest/ Rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Di era digital, kehadiran media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari siswa dan mahasiswa. Namun, hal ini juga membawa tantangan besar bagi para pendidik.

Distraksi media sosial di kelas bukanlah isu sepele; ia mengancam konsentrasi, menurunkan kualitas interaksi, dan menguji metode pengajaran tradisional. Bagi guru dan dosen, menghadapi fenomena ini membutuhkan strategi yang cerdas dan adaptif.

Media Sosial: Pisau Bermata Dua di Ruang Kelas

Bagi generasi sekarang, gawai seperti ponsel pintar adalah perpanjangan dari diri mereka. Notifikasi dari TikTok, Instagram, atau WhatsApp bisa muncul kapan saja, mengundang mereka untuk melihat dan membalas. Awalnya mungkin hanya sekilas, namun sering kali berujung pada hilangnya fokus dari materi yang sedang diajarkan.

Baca Juga:Cara Menghadapi Haters di Media Sosial Tanpa Drama: Tetap Tenang, Tetap MenangPenandaan (Tagging) Tanpa Izin: Batasan Baru dalam Etika Digital

Tantangan ini tidak hanya datang dari siswa yang tidak disiplin, tetapi juga dari sifat media sosial itu sendiri yang dirancang untuk membuat penggunanya ketagihan.

Algoritma yang personal dan konten yang selalu baru menciptakan siklus ketertarikan yang sulit diputus. Akibatnya, perhatian siswa terpecah antara apa yang ada di depan layar gawai dan apa yang ada di depan kelas.

Strategi Menghadapi Distraksi

Menghadapi tantangan ini, pendidik tidak bisa hanya melarang. Pendekatan yang lebih efektif adalah dengan beradaptasi dan berinovasi.

1. Menyusun Aturan yang Jelas dan Partisipatif

Daripada hanya mengeluarkan larangan, libatkan siswa dalam menyusun aturan penggunaan gawai di kelas. Jelaskan alasan di balik aturan tersebut, misalnya, demi efektivitas belajar bersama. Aturan ini bisa berupa “simpan ponsel selama 30 menit pertama” atau “gunakan gawai hanya untuk mencari materi terkait pelajaran.”

2. Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran

Pendidik bisa mengubah ponsel dari distraksi menjadi alat bantu. Manfaatkan fitur interaktif seperti kuis daring (misalnya, Kahoot!), jajak pendapat instan, atau diskusi kelompok melalui platform digital. Dengan cara ini, gawai digunakan untuk mendukung, bukan menghalangi proses belajar.

3. Menghadirkan Pembelajaran yang Menarik dan Interaktif

Ketika materi yang diajarkan monoton, siswa lebih mudah mencari hiburan di gawai mereka. Guru dan dosen perlu kreatif dalam menyampaikan materi. Gunakan studi kasus, debat, proyek kolaboratif, atau video singkat yang relevan untuk mempertahankan perhatian siswa. Jadikan kelas sebagai tempat yang lebih menarik daripada linimasa media sosial.

0 Komentar