Mengapa Ponsel Lipat Tetap Mahal? Membongkar Biaya di Balik Teknologi Layar Lipat

Mengapa Ponsel Lipat Tetap Mahal? Membongkar Biaya di Balik Teknologi Layar Lipat
Membongkar Biaya di Balik Teknologi Layar Lipat. Foto: Pinterest/Rakcer.id
0 Komentar

  • Sensor dan Modul Kamera

Kamera dan sensor harus ditempatkan secara strategis di dua sisi yang terpisah, terkadang dengan desain khusus agar tidak mengganggu mekanisme lipat.

3. Proses Manufaktur yang Kompleks

Memproduksi ponsel lipat jauh lebih rumit daripada smartphone biasa. Kesulitan ini secara langsung meningkatkan biaya produksi.

  • Perakitan yang Rumit

Perakitan ponsel lipat tidak bisa sepenuhnya mengandalkan mesin otomatis. Banyak tahap, terutama pemasangan layar dan engsel, harus dilakukan secara manual oleh tenaga ahli. Ini membutuhkan waktu lebih lama dan risiko kegagalan yang lebih tinggi.

Baca Juga:Chip Buatan Sendiri: Vivo Siapkan Prosesor V3 untuk Gempur Pasar AIBukan Cuma Ponsel: Xiaomi Siapkan Teknologi AI di HyperOS yang Akan Ubah Pengalaman Pengguna

  • Tingkat Kegagalan (Yield Rate) yang Rendah

Karena kerumitan prosesnya, tingkat kegagalan produksi (misalnya layar yang rusak saat perakitan) cenderung lebih tinggi. Pabrikan harus membuang produk yang gagal, dan biaya dari produk yang dibuang ini dibebankan pada harga jual unit yang berhasil.

  • Pasokan Komponen Terbatas

Produsen layar fleksibel dan engsel masih terbatas. Karena pasokan yang tidak sebanyak komponen smartphone biasa, biaya per unitnya menjadi lebih mahal.

4. Strategi Pemasaran dan Posisi di Pasar

Selain biaya teknis, ada faktor non-teknis yang juga mempengaruhi harga.

  • Merek dan Posisi Pasar

Produsen seperti Samsung dan Google memposisikan ponsel lipat sebagai produk ultra-premium dan inovatif. Harga yang tinggi menciptakan kesan eksklusif dan status sosial bagi pembelinya.

Ini adalah strategi yang disengaja untuk menarik konsumen yang menginginkan teknologi terbaru dan paling unik.

  • Kurva Permintaan dan Penawaran

Saat ini, permintaan untuk ponsel lipat masih relatif kecil jika dibandingkan dengan smartphone konvensional. Untuk menutupi biaya R&D yang masif, produsen harus menjual setiap unit dengan margin keuntungan yang besar.

Seiring waktu, jika permintaan meningkat dan proses produksi menjadi lebih efisien, harganya diprediksi akan turun, seperti yang terjadi pada teknologi lain seperti TV OLED.

Baca Juga:Merek Tiongkok Menguasai: Bagaimana Xiaomi dan Oppo Mengubah Industri Ponsel?Mengenal Revolusi Baterai Solid-State: Akankah Ponsel Kita Tak Perlu Diisi Daya Semalaman Lagi?

Kesimpulan: Harga Tinggi Adalah Cermin dari Kompleksitas Inovasi

Mahalnya ponsel lipat bukanlah sekadar upaya produsen untuk mengeruk keuntungan. Harga tersebut adalah cerminan dari kompleksitas teknis dan investasi besar yang diperlukan untuk menciptakan perangkat yang begitu canggih.

0 Komentar