4. Akses dan Delegasi
Seiring pertumbuhan bisnis, Anda mungkin perlu mendelegasikan tugas media sosial kepada seorang manajer atau tim. Memberikan akses masuk (login) akun pribadi Anda kepada karyawan adalah risiko privasi yang besar.
Dengan akun bisnis yang terpisah, Anda dapat dengan aman memberikan akses kepada tim Anda.
Kapan Diperbolehkan Sedikit Fleksibilitas?
Tentu saja, ada pengecualian. Untuk jenis usaha yang sangat personal atau mengandalkan personalitas pemilik (seperti coach, influencer, atau personal brand), batas antara pribadi dan bisnis bisa menjadi kabur, bahkan disengaja untuk menciptakan keintiman.
Baca Juga:Mengukur ROI dari Kampanye Media Sosial: Panduan Lengkap untuk Strategi Pemasaran yang SuksesStrategi Promosi Event Via Media Sosial: Checklist yang Harus Kamu Ikuti
Dalam kasus ini, Anda masih harus membuat akun bisnis, tetapi Anda dapat:
- Menggunakan akun bisnis sebagai platform utama dan secara strategis menyisipkan konten “di balik layar” (behind-the-scenes) yang sifatnya pribadi namun relevan dengan nilai merek.
- Menghubungkan keduanya dengan menautkan akun bisnis di bio akun pribadi, dan sebaliknya, sebagai bentuk promosi silang (cross-promotion).
Namun, bahkan dalam skenario personal branding, tetap ada garis batas yang harus ditarik antara kehidupan pribadi yang mendalam dan konten yang aman untuk dibagikan secara profesional.
Kesimpulan: Keputusan yang Strategis
Memisahkan akun pribadi dan bisnis di media sosial bukanlah sekadar masalah kenyamanan, melainkan keputusan strategis untuk masa depan merek Anda. Ini adalah langkah penting untuk:
- Menjaga citra profesional.
- Memastikan fokus pada audiens yang tepat.
- Memberikan fleksibilitas dan keamanan operasional.
Ambil langkah ini hari ini. Buat akun bisnis yang terpisah, tentukan strateginya, dan biarkan ia menjadi mercusuar digital yang bersinar terang bagi audiens Anda.
Apakah Anda sudah memisahkan akun pribadi dan bisnis Anda? Tantangan apa yang Anda temui dalam mengelola keduanya?(*)