CIREBON, RAKCER.ID – Di balik setiap klik “Like” dan tombol “Share” di media sosial terdapat mekanisme psikologis yang mendalam dan kuat. Tindakan sederhana ini bukan hanya metrik, tetapi cerminan dari kebutuhan dasar manusia: validasi, identitas, dan koneksi sosial.
Memahami psikologi di balik like dan share adalah kunci untuk setiap strategi konten yang bertujuan untuk mencapai jangkauan dan engagement yang optimal.
Mengapa Kita Menekan “Like”? Dorongan Dopamin dan Validasi
Tindakan “Like” pada dasarnya adalah bentuk validasi sosial yang instan. Ketika Anda menerima like pada kiriman Anda, otak melepaskan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan kesenangan dan sistem penghargaan. Sensasi ini mendorong kita untuk kembali dan mencari lebih banyak like.
Baca Juga:Cara Memaksimalkan Fitur toko Online di Instagram dan FacebookPerlukah Memisahkan Akun Pribadi dan Akun Bisnis di Media Sosial?
1. Sinyal Pengakuan:
Bagi penerima, like adalah pengakuan bahwa kontennya dilihat dan disetujui oleh orang lain. Ini memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk merasa diterima dan menjadi bagian dari suatu kelompok.
2. Bukti Sosial (Social Proof):
Bagi pengguna lain yang melihat kiriman tersebut, jumlah like bertindak sebagai social proof atau bukti sosial. Jika banyak orang menyukai sesuatu, maka itu pasti bernilai. Hal ini membuat mereka lebih cenderung untuk berhenti scrolling, melihat kontennya, dan bahkan ikut menyukai atau membagikannya.
Mengapa Kita Menekan “Share”? Identitas dan Nilai Praktis
Tindakan “Share” jauh lebih bermakna daripada sekadar like. Saat seseorang membagikan konten, mereka secara efektif mengaitkan identitas diri mereka dengan pesan atau nilai yang terkandung dalam konten tersebut.
1. Representasi Diri dan Identitas:
Orang membagikan konten yang mencerminkan siapa mereka, apa yang mereka yakini, dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh jaringan mereka. Misalnya:
- Berbagi artikel tentang filantropi menunjukkan Anda peduli pada kemanusiaan.
- Berbagi kiat karier yang mendalam menunjukkan Anda adalah seorang profesional yang cerdas.
2. Memberikan Nilai Praktis kepada Orang Lain (Altruisme):
Salah satu alasan terbesar untuk sharing adalah keinginan untuk membantu orang lain. Jika suatu konten menawarkan nilai praktis (misalnya: resep baru, tips hemat uang, informasi penting), pengguna akan membagikannya untuk membuat hidup teman dan keluarga mereka menjadi lebih baik.