Kekurangan Website:
- Biaya dan Kompleksitas Awal: Membutuhkan biaya untuk domain, hosting, dan pengembangan. Membangunnya juga memerlukan waktu dan mungkin keahlian teknis.
- Waktu untuk Mendapat Traffic: Dibutuhkan waktu dan upaya konsisten (SEO) untuk mendapatkan peringkat yang baik di mesin pencari. Hasilnya tidak instan.
- Membutuhkan Promosi: Website tidak secara otomatis mendatangkan pengunjung; Anda harus aktif mempromosikannya (sering kali melalui media sosial atau iklan).
3. Mana yang Harus Diprioritaskan Terlebih Dahulu?
Idealnya, bisnis baru harus memiliki keduanya. Namun, jika Anda terpaksa memilih satu untuk memulai, pertimbangkan langkah-langkah berikut:
Tahap 1: Media Sosial (Fase Validasi dan Jangkauan Awal)
Fokuslah pada media sosial jika:
- Target Audiens Anda Sangat Aktif di sana (misalnya, Gen Z di TikTok, profesional di LinkedIn, atau produk visual di Instagram).
- Modal Awal Anda Sangat Terbatas dan Anda perlu menguji pasar dengan cepat.
- Fokus Utama Anda adalah Brand Awareness dan Engagement, bukan transaksi yang kompleks.
Tindakan Kritis: Gunakan link-in-bio tools (seperti Linktree atau sejenisnya) sebagai pengganti website sementara. Di dalamnya, cantumkan tautan ke kontak WhatsApp, katalog produk, dan detail penting lainnya.
Baca Juga:Repurpose Konten Media Sosial: Mengubah 1 Post Menjadi 10 untuk Semua PlatformSenjata Rahasia Para Kreator: 5 Tools Riset Konten Gratis Terbaik
Tahap 2: Website (Fase Skala, Kredibilitas, dan Konversi)
Mulai alokasikan sumber daya untuk website saat:
- Anda Mulai Menerima Transaksi dalam Jumlah Besar dan membutuhkan sistem e-commerce yang terintegrasi.
- Anda Ingin Membangun Basis Data Pelanggan (email list) yang Anda kontrol penuh.
- Kredibilitas dan Otoritas menjadi kunci untuk memenangkan klien (misalnya, bisnis B2B atau service agency).
Kesimpulan: Strategi Digital Paling Efektif
Untuk bisnis baru, strategi terbaik adalah melihat media sosial dan website sebagai dua mitra yang saling melengkapi
Gunakan media sosial untuk “memancing” audiens Anda, dan gunakan website sebagai “pelabuhan” tempat audiens dapat berbelanja dengan aman, menemukan informasi tuntas, dan membangun kepercayaan. Jangan membangun rumah di tanah sewa, jadikan website sebagai inti, dan media sosial sebagai corong pemasaran yang dinamis.(*)