CIREBON, RAKCER.ID – Di era digital, media sosial bukan lagi sekadar tempat berbagi foto liburan. Bagi para profesional, platform seperti LinkedIn, Twitter, dan bahkan Instagram telah menjadi alat penting untuk membangun personal branding, citra diri Anda sebagai seorang ahli, pemimpin pemikir (thought leader), atau pakar di industri.
Namun, sebagai seorang karyawan, menavigasi media sosial seringkali terasa seperti berjalan di atas tali. Bagaimana cara membangun brand pribadi yang kuat dan kredibel, sekaligus menjaga batasan profesional, dan yang paling penting, tidak memicu panggilan dari HR?
Berikut adalah panduan strategis untuk personal branding di media sosial untuk karyawan:
Baca Juga:Strategi Launching Produk Baru Lewat Media Sosial: Langkah dan Contoh NyataMedia Sosial vs Website: Mana yang Lebih Penting untuk Bisnis Baru?
1. Pahami Batasan: Kebijakan Perusahaan Adalah Hukum Pertama
Sebelum Anda memposting apa pun, Anda harus tahu di mana garisnya.
Pelajari Manual HR:
Setiap perusahaan memiliki panduan tentang penggunaan media sosial. Cari tahu apa yang boleh dan tidak boleh dibagikan. Perhatikan bagian mengenai informasi rahasia perusahaan, klien, atau pernyataan politik/sosial atas nama perusahaan.
Klaim Penafian (Disclaimer) Wajib:
Pastikan bio di semua akun profesional Anda memiliki disclaimer yang jelas. Frasa seperti, “Pendapat yang diungkapkan di sini adalah milik saya sendiri dan tidak mencerminkan pandangan perusahaan saya saat ini atau sebelumnya,” sangat penting. Ini secara hukum memisahkan pandangan Anda dari brand perusahaan.
Pisahkan Akun (Jika Perlu):
Jika pekerjaan Anda sangat sensitif, pertimbangkan untuk memiliki akun “pribadi” dan “profesional”. Gunakan akun profesional (biasanya LinkedIn dan Twitter) untuk semua konten terkait industri Anda.
2. Tentukan Niche dan Jadilah Pakar
Personal branding yang efektif berfokus pada kedalaman, bukan luasnya.
Pilih Pilar Keahlian Anda:
Jangan mencoba menjadi pakar dalam segala hal. Apakah Anda seorang ahli dalam “Keamanan Siber,” “Desain UX untuk Aplikasi Kesehatan,” atau “Strategi Konten B2B”? Fokuskan 80% konten Anda pada pilar ini. Ini membantu Anda membangun reputasi sebagai sumber informasi yang tepercaya.
Nilai, Bukan Gosip:
Tujuan Anda adalah memberikan nilai kepada audiens Anda. Bagikan wawasan dari artikel industri, analisis tren pasar, atau berikan tips dan trik yang Anda pelajari dari pengalaman. Hindari berbagi informasi “di belakang layar” yang terlalu spesifik tentang operasi internal perusahaan Anda.