Fenomena ini mirip juga dengan budaya meme global seperti “Skibidi Toilet” dan “Ohio Edit”, tapi versi Indonesia-nya punya ciri khas sendiri: gabungan absurd antara budaya pop, bahasa lokal, dan selera humor receh.
Misalnya, klip “Skibidi Bae-Bae” versi dangdut koplo, atau video editan random dengan caption “otakku udah bubar, tapi aku ketawa.”Itu semua contoh brainrot lokal yang sekarang mendominasi timeline Indonesia.
Dampak Sosial dan Psikologis
Meski kelihatannya cuma hiburan, brainrot sebenarnya mencerminkan kondisi psikologis generasi sekarang.Banyak ahli budaya digital menyebut fenomena ini sebagai “satire of overload” — respons terhadap informasi berlebihan di internet.
Baca Juga:Gaya Bumi, Kue & Mamba: Tren Fashion Gen Z Indonesia 2025Fenomena Makan Bareng Viral, Antara FOMO dan Kebersamaan Digital
Gen Z merasa dikelilingi tekanan, berita buruk, dan tuntutan sukses, jadi mereka memilih untuk menertawakan kekacauan itu.Dengan kata lain, brainrot adalah cara tertawa sambil bertahan hidup di dunia digital yang terlalu cepat.
Brainrot Sebagai Identitas Baru Gen Z
Yang menarik, brainrot bukan cuma konten — tapi identitas sosial.Anak muda mengenali satu sama lain lewat jenis humor yang mereka nikmati.Kalimat kayak “otakku udah rot parah” atau “this sound rotted my brain” udah jadi bahasa sehari-hari di kolom komentar.
Bahkan, muncul komunitas khusus pembuat konten absurd yang berlomba bikin video paling aneh tapi tetap lucu.Semakin “rusak” kontennya, semakin besar kemungkinan viral.
Itu sebabnya, banyak brand mulai masuk ke tren ini dengan cara halus — misalnya bikin iklan lucu dengan format chaotic meme biar dianggap “nggak cringe” oleh Gen Z.
Brainrot Anomali 2025 bukan sekadar tren lucu, tapi refleksi dari era digital yang makin absurd.Buat Gen Z, ketawa dari hal nggak masuk akal adalah bentuk perlawanan terhadap stres hidup modern.Mereka memilih menertawakan dunia, daripada dikalahkan olehnya.
Jadi kalau kamu nemu video aneh tapi bikin ngakak, jangan heran — mungkin otakmu udah rot dikit, tapi hatimu masih waras.