CIREBON, RAKCER.ID – Jembatan Gantung Babakan Losari di Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon ambrol. Terjadi setelah diguyur hujan, Sabtu malam (15/11).
Ironisnya, jembatan sepanjang 230 meter dengan lebar 1,8 meter itu baru diresmikan tiga bulan lalu. Tepatnya 23 Agustus 2025 oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Kementerian PUPR.
Kerusakan terjadi pada salah satu bagian struktur utama jembatan. Kondisi ini dinilai tidak wajar mengingat usia jembatan baru seumur jagung. Ditambah, anggaran yang digelontorkan tidak sedikit. Tembus diangka Rp13 miliar dari APBN.
Baca Juga:Seruan Boikot Trans Corp Menggema, Buntut Tayangan Trans7 yang Dinilai Lecehkan PesantrenPMII Harus Adaptif Hadapi Perubahan Zaman dan Disrupsi Sosial
Warga pun mempertanyakan kualitas pembangunan. Mulai dari tahap perencanaan, pemilihan material, hingga pengawasan proyek.
Yusuf, warga sekitar, mengungkapkan bahwa kejadian tersebut diduga berlangsung pada malam hari sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
“Kalau ambruknya pagi, bisa membahayakan orang yang sedang melintas,” ujarnya, Minggu (16/11).
Menurutnya, material konstruksi yang digunakan terlihat kurang memadai. Dinding pijakan jembatan, kata Yusuf, hanya merupakan pasangan batu dengan isi berupa urugan tanah.
Struktur seperti itu mudah rapuh ketika terkena rembesan air. Apalagi hujan yang turun saat kejadian tidak terlalu deras.
“Air meresap, tanahnya jadi labil, lalu jebol. Padahal tidak ada banjir besar semalam,” tambahnya.
Setelah kejadian, akses menuju jembatan langsung ditutup untuk menghindari risiko bagi warga maupun pengunjung yang sering datang hanya untuk berfoto.
Baca Juga:Oknum Guru di Weru Sudah Diberhentikan Sementara, Terancam PTDHCirebon Jadi Percontohan Pengentasan Kemiskinan Lewat Pertanian Digital
Ambrolnya Jembatan Gantung Babakan Losari menambah daftar infrastruktur di Kabupaten Cirebon yang rusak dalam waktu singkat setelah peresmian.
Sementara ini, akses jembatan ditutup, menghindari risiko yang tidak diinginkan. Biasanya, banyak yang datang menghabiskan waktu, sekedar berfoto atau memanfaatkan akses jembatan untuk mobilitas warga perbatasan.
Warga berharap pemerintah daerah dan pusat segera melakukan evaluasi menyeluruh serta memeriksa kualitas pengerjaan proyek.
Mereka menunggu kepastian apakah jembatan tersebut akan segera diperbaiki atau dibiarkan menjadi bukti kegagalan pembangunan di daerah tersebut. (zen)
