RAKCER.ID – Pergerakan tanah kembali terjadi di Desa Ujungberung Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka tepatnya di Blok Desa Lama.
Pergerakan tanah itu terjadi di lokasi yang sama saat terjadi pergerakan tanah beberapa tahun lalu.
Pergerakan tanah sedalam 10 sampai 20 centimeter tersebut diduga akibat curah hujan yang tinggi dalam kurun waktu dua pekan terakhir.
Sedikitnya ada 3 rumah yang statusnya siaga ambruk, karena hanya berjarak sekitar beberapa meter dari lokasi pergerakan tanah. Sementara 12 rumah lainnya sekitar 5 hingga 10 meter dari pusat pergerakan tanah masuk kategori awas atau waspada.
Menurut Kepala Desa Ujungberung, Aris AMd, pergerakan tanah kali ini merupakan kali ketiga selama kurun waktu 6 tahun terakhir meski skalanya cukup kecil.
Pergerakan tanah pertama terjadi tahun 2017 yang sempat membuat ambruk 3 rumah dan beberapa keluarga diungsikan.
Disusul tahun 2020 juga terjadi pergerakan tanah. Meski tidak menyebabkan rumah ambruk, namun 1 keluarga terpaksa meninggalkan rumah karena pergerakan tanah yang cukup besar dan cukup panjang mencapai sekitar 300 meter.
Sehingga menyebabkan tanah ambles sedalam 15 hingga 30 centimeter dengan kerenggangan rongga tanah yang pecah mencapai 5 hingga 10 centimeter.
“Kali ini pergerakan tanah terjadi, hanya saja skalanya cukup kecil dan sempat terjadi penurunan tanah atau anjlok sedalam sekitar 5 sampai 10 sentimeter,” terangnya.
Namun lokasinya berada di bawah pemukiman sehingga masih cukup aman, apalagi beberapa rumah warga yang dulu terancam sudah ditinggalkan atau direlokasi,” sambung Aris, Kamis 23 Februari 2023.
Untuk langkah antisipasi, di sekitar lokasi sudah dipasang papan peringatan oleh pihak BPBD. Pemerintah desa selalu melakukan sosialisasi kepada warga untuk tetap hati-hati dan waspada, terutama saat curah hujan yang tinggi seperti saat ini.
“Untuk antisipasi selain kita pasang papan peringatan, kita juga selalu memantau terutama saat musim hujan seperti ini,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Desa Ujung Berung, Abdul Somad. Musibah itu menurutnya terjadi setelah wilayahnya diguyur hujan selama beberapa jam.
Sekitar lokasi kata Somad, memang terdapat beberapa pemukiman penduduk. Beberapa keluarga sudah dievakuasi saat musibah yang terjadi di tahun 2017 lalu.