WADUH! 41 Warga Kabupaten Majalengka Jadi Korban Penipuan Agen Travel Umrah

41 warga Kabupaten Majalengka
ILEGAL. Eroh Saeroh, salah satu dari 41 warga Kabupaten Majalengka korban penipuan agen travel umrah asal Desa Ciomas Kecamatan Sukahaji.rakcer.id/hasanudin
0 Komentar

RAKCER.ID – 41 warga Kabupaten Majalengka menjadi korban penipuan agen travel umrah. Para korban berasal dari berbagai desa di Kecamatan Sukahaji, Sindang, Argapura, dan Maja.
Penipuan agen travel umrah yang menimpa 41 warga Kabupaten Majalengka itu telah sampai hingga telinga Bupati Majalengka, Karna Sobahi.
Orang nomor satu di kota angin itu mengaku prihatin. Selain itu, dia juga meminta perhatian kepada masyarakat agar menelusuri terlebih dahulu jejak agen tersebut.
“Banyak kejadian calon jemaah umrah yang gagal berangkat, saya minta perhatian seluruh masyarakat yang berniat untuk ibadah umrah untuk berhati-hati memilih travel,” ujar Karna Sobahi, Sabtu 11 Februari 2023.
Karna Sobahi juga menegaskan, jangan sampai masyarakat tergiur dengan tawaran harga umrah yang murah. Apalagi dijanjikan kemudahan-kemudahan dan fasilitas yang ditawarkan.
“Miliki informasi lengkap mengenai legalitas dan track record travel tersebut, apakah berpengalaman dalam memberangkatkan para jamaah umrah atau tidak,” ucapnya.
Eroh Saroh (55), warga Desa Ciomas Kecamatan Sukahaji, merupakan salah satu korban penipuan agen travel umrah di wilayahnya.
Dia bersama sang suami, Asikin (58) ikut dalam rombongan jamaah dengan niat berangkat ke tanah suci Minggu 29 Januari 2023 namun gagal.
Eroh kecewa lantaran agen travel yang seharusnya bertanggung jawab mengantarkan dirinya ke tanah suci kabur.
Bersama 41 calon jamaah umrah lainnya, Eroh sampai Jakarta dan hanya diarahkan menginap di sebuah hotel dekat bandara, tanpa kejelasan kapan berangkat.
“Saya berangkat bersama 41 calon jemaah lainnya menggunakan bus waktu Minggu (29/1/2023), pas tiba di Jakarta kami diarahkan untuk menginap di hotel dekat bandara,” ujar Eroh.
Menurut Eroh, dia awalnya tidak curiga terhadap agen travel tersebut. Sebab, sebelum keberangkatan, Eroh diberi perlengkapan umrah seperti koper, paspor, baju dan lain sebagainya.
Namun usai menginap selama 10 hari di Jakarta, para jamaah termasuk Eroh mulai mempertanyakan kejelasan keberangkatan. Tidak disangka sang agen justru sulit dihubungi dan tidak lagi tahu keberadaannya.
“Awalnya meyakinkan banget, ngomongnya tuh bikin orang percaya. Selain itu kita juga sudah dikasih koper dan paspor, jadi kan pikiran jelek gak ada. Tapi setelah 10 hari kita disana (Jakarta, Tangerang), gak ada kepastian berangkat,” ujar Eroh.

0 Komentar