5 Hewan Asli Indonesia yang Sangat Terancam Punah dan Menjadi Hewan yang Sangat di Lindungi 

5 Hewan Asli Indonesia yang Sangat Terancam Punah dan Menjadi Hewan yang Sangat di Lindungi 
Anoa Pegunungan adalah spesies kerbau kecil yang endemik di pulau Sulawesi, Indonesia. Mereka memiliki tubuh yang kekar dengan bulu berwarna cokelat tua dan tanduk yang pendek dan melengkung ke belakang.  Foto : Pinterest / Rakcer.id
0 Komentar

Populasi badak Jawa diperkirakan hanya tersisa sekitar 60-70 ekor dan terus menurun.

4. Anoa Pegunungan 

Anoa Pegunungan adalah spesies kerbau kecil yang endemik di pulau Sulawesi, Indonesia. Mereka memiliki tubuh yang kekar dengan bulu berwarna cokelat tua dan tanduk yang pendek dan melengkung ke belakang. 

Habitat alami anoa pegunungan semakin menyusut akibat deforestasi yang meluas dan konversi lahan untuk pertanian dan perkebunan kelapa sawit. 

Baca Juga:4 Jenis Rusa yang ada di Indonesia, Menjadi Keaneka Ragaman Hewan yang ada di Indonesia 6 Jenis Burung Rangkong yang ada di dunia, Burung yang Sangat Cantik dan Unik 

Selain itu, perburuan ilegal juga menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup mereka. Populasi anoa pegunungan diperkirakan terus menurun dan saat ini hanya tersisa sekitar 2.500 individu.

5. Burung Jalak Bali 

Burung Jalak Bali adalah burung endemik yang hanya ditemukan di pulau Bali, Indonesia. Mereka memiliki bulu putih bersih dengan sayap dan ekor yang hitam. 

Habitat alami burung jalak Bali semakin menyusut akibat urbanisasi yang cepat dan deforestasi untuk pembangunan infrastruktur dan perumahan. 

Selain itu, perdagangan ilegal dan perburuan untuk perdagangan hewan peliharaan juga menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup mereka. 

Populasi burung jalak Bali diperkirakan hanya tersisa sekitar 100-200 ekor dan terus menurun.

Perlindungan dan pelestarian habitat alaminya, serta penegakan hukum yang ketat terhadap perburuan ilegal dan perdagangan satwa liar, sangat penting untuk mengamankan masa depan hewan-hewan ini. 

Selain itu, program konservasi yang melibatkan partisipasi masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lainnya juga diperlukan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem dan menghindari kepunahan yang lebih lanjut.(*)

0 Komentar