RAKCER.ID – Usulan pengubahan nama Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka menjadi Kecamatan Majalengka Timur mencuat dalam beberapa waktu terakhir.
Wacana pengubahan nama itu ditengarai karena letak wilayah Kecamatan Cigasong berdekatan dengan Kecamatan Majalengka.
Di sisi lain, gedung-gedung kantor pemerintahan milik Pemkab Majalengka maupun lembaga vertikal yang dibangun di wilayah Kecamatan Cigasong membuat usulan pengubahan nama makin keras diutarakan.
Baca Juga:Daffa Fasya Sumawijaya, Kiper Timnas U-20 asal Majalengka Pernah Belajar di MTs DU PUIPerangkat Desa Majalengka Segera Terima Siltap, Bupati: Uangnya Baru Diterima Kamis Sore
Namun penamaan Kecamatan Cigasong juga memiliki sejarah tersendiri. Pegiat Sejarah sekaligus Ketua Grup Majalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana mengungkapkan asal-usulnya.
Menurutnya, ada dua versi sejarah penamaan Kecamatan Cigasong yang kini wilayahnya memiliki 10 desa dan kelurahan itu. Sejarah mencatat, penamaan Cigasong terjadi pada zaman perang agresi Belanda tahun 1945-1949 lalu.
Ketika itu pasukan Belanda menyerbu daerah tersebut dan mendapatkan kampung yang sudah tidak ada penghuninya, karena sudah mengungsi beserta para pejuang Majalengka.
“Kemudian ada seseorang yang berkata ieu lembur gening siga kosong? Artinya ini kampung seperti kosong tidak ada penghuninya, lalu perkataan itu berubah dari Siga Kosong menjadi Cigasong. Itu hasil penelusuran saya,” ujar Naro, sapaan akrabnya, Sabtu 4 Maret 2023.
Versi lainnya, jelas Naro, datang dari seorang tokoh Cigasong yang telah ditemuinya beberapa waktu lalu, bernama Tarsidi. Saat itu, yang bersangkutan menceritakan bahwa Cigasong berasal dari kata Cai Gasrongan.
Yaitu air tempat mencelupkan besi yang membara ketika proses penempaan pembuatan golok, parang, tombak dan alat perang lainnya. Cai Gasrongan juga bisa diartikan air untuk mencelupkan golok ketika diasah.
Berdasarkan catatan sejarah bahwa daerah Cigasong dulunya memang terkenal akan orang-orang yang ahli membuat alat perang dan alat pertanian, tersebutlah nama Mpu Yogaweswa yang hidup sekitar tahun 1750 sampai 1800-an.
Baca Juga:SEJARAH KABUPATEN MAJALENGKA: Gedung Juang, Kantor Asisten Residen di Zaman PenjajahanGelar Jaksa Masuk Sekolah, Kejari Kenalkan Aturan Hukum kepada Pelajar
“Beliau ahli membuat golok dan alat perang hingga beliau dikenal dengan sebutan Buyut Panday. Satu kampung banyak yang menekuni dan mewarisi keahlian beliau, sehingga kampung ini dikenal dengan Kampung Pandai Besi,” ujarnya.
“Tentunya Cai Gasrongan atau tempat mencelupkan besi terbakar banyak ditemui di rumah pandai besi di kampung ini. Dari penyebutan kampung Cai Gosrangan kemudian berubah menjadi Cigasong,” ucapnya.