ASN Ikut Menekan Angka Stunting, Berikan Makanan Tambahan untuk Anak Lewat Gerakan OTAAS

menekan angka stunting
PEDULI. Jajaran ASN Disduk-P3A Kabupaten Indramayu menyalurkan bantuan kepada anak yang berisiko untuk menekan angka stunting. /rakcer.id/istimewa
0 Komentar

RAKCER.ID – Melalui Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting (OTAAS), ASN di lingkungan Pemkab Indramayu intens mengimplementasikan komitmennya sebagai bagian dari upaya menekan angka stunting.

Kepala Disduk-P3A Kabupaten Indramayu, Heka Sugoro mengatakan, Pemkab Indramayu berkomitmen menekan angka stunting atau gagal tumbuh anak akibat kurangnya gizi dengan berbagai program kebijakan.

Di bawah kepemimpinan Bupati Nina Agustina, salah satu program yang dijalankan adalah Gerakan OTAAS untuk menekan angka stunting.

Baca Juga:KPU Indramayu Verifikasi Balon Anggota DPRD, Masyarakat Bisa Memberi Masukan Daftar Calon TetapKPU Kuningan Buka Pendaftaran Bacaleg DPRD Kuningan

“Gerakan ini menjadi salah satu terobosan dan upaya penurunan stunting di Kabupaten Indramayu,” jelas heka saat dikonfirmasi Rakyat Cirebon, Senin 1 Mei 2023.

Menurutnya, Pemkab Indramayu dengan sigap menindaklanjuti Surat Edaran BKKBN Nomor 560.a /HL.01.01/G2/2022 tanggal 7 Juni 2022. SE ini berperihal permohonan menggelorakan dan mengimbau mitra untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

“Ini dibuktikan dengan terobosan pemberian makanan tambahan bagi anak risiko stunting di Kabupaten Indramayu melalui Gerakan OTAAS,” terangnya.

Heka menuturkan, program ini adalah gerakan aksi gotong royong dari mitra yaitu perusahaan pemerintah, swasta, kelompok masyarakat, dan individu. Gerakannya untuk mengentaskan stunting dalam bentuk pemberian bantuan dalam rangka menurunkan kasus anak stunting di Indonesia.

Hal tersebut, lanjutnya, segera ditindaklanjuti oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Indramayu (TPPS) yang di ketuai oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu dengan bersama-sama anggota membahas teknis pemberiannya melalui Gerakan OTAAS.

Dalam gerakan ini sebagai orang tua asuh adalah seluruh ASN golongan II, III dan IV dengan sumber dana pribadi.

Dalam hal ini dilakukan dengan ikhlas dan tanpa paksaan membelikan dan memberikan secara berkala makanan tambahan. Yaitu berupa telur dan susu bagi anak beresiko stunting.

Baca Juga:Tanda Tangan Perjanjian Kerja, Sekda Kuningan Minta PPPK Kedepankan EtikaPeringati May Day 1 Mei 2023, Buruh Kuningan Gelar Kegiatan Sosial

Dia menegaskan, kegiatan OTAAS pun tidak semata memberikan makanan tambahan saja, namun disertai dengan pemantauan tumbuh kembang anak risiko stunting.

Adapun pemantauannya langsung oleh kader Posyandu dan tenaga kesehatan Puskesmas setempat dengan datang ke rumah-rumah keluarga beresiko stunting secara berkala.

Menurutnya, dengan adanya OTAAS ini memberikan banyak manfaat kepada keluarga berisiko stunting dengan memperoleh bantuan susu dan telur.

0 Komentar