BAHAYA Hacker Makin Merajalela!! Teknologi AI Bikin Hacker Makin Mudah Buat dan Sebarkan Malware Baru

Teknologi AI Bikin Hacker Makin Mudah Buat dan Sebarkan Malware Baru
Dengan adanya AI dan teknologi kini semakin maju dan memudahkan semuanya. Sehingga hackerpun akan semakin mudah mencuri data data seseorang seiring dengan kemajuan teknologi. FOTO:@HACKER/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Pembahasan kali ini kami akan membahas mengenai Teknologi AI bikin Hacker makin mudah buat dan sebarkan Malware baru. Yang dimana jika hacker merajalela, maka keamaanan data kita pribadi sudah tidak aman.

Ini memastikan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) secara dramatis menyederhanakan banyak elemen kehidupan manusia.

Namun, penjahat dunia maya atau peretas dapat menggunakan teknologi AI untuk melakukan kejahatan mereka. Menurut pejabat FBI di Amerika Serikat, peretas saat ini mengeksploitasi model AI open source untuk membangun dan mengirimkan malware jenis baru.

Baca Juga:3 Weton ini Sangat Disukai Oleh Leluhurnya dan Mereka Dianggap IstimewaResmi Rilis di Indonesia!! Tecno Pova 5 5G Edisi Free Fire

“Mereka dapat menggunakan AI untuk melakukan serangan phishing atau upaya mencuri data pribadi melalui berbagai bentuk penipuan.Tren serangan ini hanya akan berlanjut.” kata pejabat FBI yang dilaporkan oleh Toms Guide.

FBI juga memperhatikan peningkatan jumlah konten palsu yang diproduksi oleh AI untuk menargetkan konsumen biasa.

Misalnya, teknologi AI dapat menghasilkan email dan halaman web palsu untuk melakukan serangan phishing.

Meskipun FBI tidak mengungkapkan model AI yang digunakan oleh para peretas dalam serangan dunia maya, ini menyiratkan bahwa peretas sering menggunakan alat atau algoritme sumber terbuka yang tersedia secara bebas.

FBI juga bekerja untuk meningkatkan keamanan deepfake. Deepfake adalah gambar dan film hasil rekayasa kecerdasan buatan yang dianggap asli. Hal ini membuat sulitnya membedakan antara deepfake dan konten asli.

Mengingat risiko yang terkait dengan penggunaan AI dalam konteks ini, beberapa organisasi teknologi teratas, termasuk OpenAI, perusahaan induk Google, Alphabet, dan Meta, telah berkomitmen untuk memasukkan “penanda” dalam konten yang dihasilkan AI.

Komitmen ini diumumkan di Gedung Putih pada akhir Juli yang dipimpin oleh Presiden Joe Biden. Ketujuh organisasi tersebut sepakat untuk menguji sistem secara ketat sebelum merilisnya dan untuk mengungkapkan informasi tentang mitigasi risiko dan investasi keamanan siber.

Baca Juga:MUDAH !! 3 Cara Memindahkan Chat Whatsapp ke HP Baru, Begini caranya!5 Ciri-Ciri Ponsel dengan IMEI Ilegal atau Tak Resmi

Mereka akan membuat sistem penandaan untuk semua konten yang dihasilkan AI, termasuk teks, foto, audio, dan video, sehingga konsumen dapat mengidentifikasinya.

Seiring kemajuan teknologi AI, perusahaan-perusahaan ini juga mengabdikan diri untuk melindungi privasi konsumen.

0 Komentar