CIREBON, RAKCER.ID – Nadiem Makarim, yang dikenal sebagai pendiri layanan ride-hailing Gojek, sebelum menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek), telah dikabarkan melepas seluruh sahamnya di perusahaan tersebut.
Rumor ini menyebutkan bahwa Nadiem Makarim telah menjual semua sahamnya bahkan sebelum GOTO melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 11 April 2022 dengan harga sekitar Rp 300 per lembar kepada para investor.
Namun, dalam prospektus IPO GOTO, Nadiem Makarim tidak terdaftar sebagai pemegang saham pasca-listing. Nama Nadiem hanya muncul dalam keterangan prospektus sebagai pemegang saham saat pendirian PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB), yang merupakan nama resmi dari Gojek, pada tanggal 10 Desember 2015.
Baca Juga:Desain Rumah Minimalis 3 Kamar 6×10 yang Bikin Betah bagi Semua Kaum5 Ide Model Rumah Sederhana tapi Indah di Kampung yang Bikin Tetangga Panas!
Pada saat pendirian AKAB, Nadiem Makarim memiliki 522.053.000 saham perusahaan atau setara dengan 20,50% kepemilikan saham.
Meskipun valuasi saham Nadiem Makarim di Gojek pada saat itu tidak diungkap secara terperinci, pada Oktober 2019, laporan Globe Asia yang dikutip oleh CNBC Indonesia menyebutkan bahwa Nadiem Makarim memiliki kekayaan sebesar US$100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun, yang berasal dari kepemilikan sahamnya di Gojek.
Sebelum Nadiem Makarim Jabat Mendikbud-Ristek
Nadiem Anwar Makarim dilahirkan di Singapura pada 4 April 1984, merupakan anak ketiga dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri.
Ia menyelesaikan pendidikan dasar dan sekolah menengah pertamanya di Jakarta. Kemudian, Nadiem melanjutkan pendidikan menengah atasnya di Singapura.
Setelah menyelesaikan SMA, Nadiem meneruskan studinya di Brown University, Amerika Serikat, dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional. Selanjutnya, dia melanjutkan pendidikan di Harvard University untuk meraih gelar MBA (Master Bisnis Administration).
Setelah menyelesaikan studinya, Nadiem Makarim kembali ke Indonesia dan bekerja di tiga perusahaan berbeda: Perusahaan Konsultan McKinsey & Company, Zalora Indonesia, dan Kartuku.
Pada bulan Oktober 2010, Nadiem bersama dua temannya, Kevin Aluwi dan Machaelangelo Moran, mendirikan PT Karya Anak Bangsa, perusahaan yang menciptakan platform Gojek.
Baca Juga:Hasil Bosnia vs Portugal di Kualifikasi EURO 2024: Ronaldo Cetak Gol Cepat di Menit ke-55 Ide Model Rumah Sederhana tapi Indah, No.3 Bikin Kepincut!
Awalnya, ide startup ini adalah menyediakan layanan ojek secara online untuk mempermudah masyarakat.
Dibawah kepemimpinan ketiganya, Gojek berkembang menjadi super app yang menyediakan berbagai layanan dalam satu platform.