CIREBON, RAKCER.ID – Kasus perselingkuhan di masyarakat, termasuk publik figur, meningkat belakangan ini. Seperti yang terjadi beberapa bulan kebelakang ini, Syahnaz Sadiqah, adik dari Raffi Ahmad, diduga telah berselingkuh dengan lawan mainnya di FTV. Sebelum itu banyak sekali kasus selebritis yang terjerat kasus perselingkuhan.
Selingkuh menjadi tindakan yang melanggar kesetiaan sepasang kekasih, dan ini adalah sebuah percikan masalah besar bagi setiap rumah tangga. Perselingkuhan sering disebut sebagai penyakit yang selalu datang kembali, karena itu seringkali tidak mudah hilang.
Ketidaksetiaan seseorang sangat sulit untuk dihilangkan, seperti zat yang masuk ke tubuh dan mendarah daging. Namun, apakah faktor genetik memang bertanggung jawab atas kecenderungan seseorang untuk melakukan perselingkuhan?
Baca Juga:Alur Cerita Film Doctor Strange 3 Terkuak, Datang Penyihir Tangguh Bernama Clea, Benarkah?Siapa Karaktrer Quorobos di Loki Season 2, Mirip Admiral Quorobos di Marvel Comics? Simak Selengkapnya !
Ternyata seperti yang dilansir dari WebMD, ada gen “ketidaksetiaan” yang dikenal sebagai D4 polymorphism atau DRD4.Gen ini sendiri bertanggung jawab untuk menghasilkan dopamin, hormon yang dihasilkan otak saat seseorang merasa senang atau gembira.
Selain itu, DRD4 dikaitkan dengan perilaku mencari sensasi, pergaulan bebas, dan perselingkuhan.Semua orang yang lahir dengan DRD4, tetapi varian dan ukuran gen menentukan bakat perselingkuhan.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal PLOS One (2010) yang melibatkan 181 subjek, orang dengan variasi gen 7R+ atau DRD4 memiliki kecenderungan untuk melakukan perselingkuhan atau pergaulan bebas.
Gen seseorang dapat memengaruhi kecenderungan mereka untuk menikah atau tidak. Penelitian menunjukkan bahwa lima puluh persen responden dengan skor 7R+ tidak setia terhadap pasangannya. Namun, hanya 22% responden tanpa 7R+ yang tidak setia.
Kesenangan, yang melepaskan hormon dopamin, menurut peneliti, adalah sumber motivasi ketidaksetiaan. Orang-orang dengan alel DRD4 yang lebih lama cenderung menghadapi kesulitan dalam meningkatkan asupan dopamin. Salah satu masalahnya adalah menjalin hubungan non-resmi.
Para peneliti menyatakan bahwa hubungan antara perselingkuhan dan komponen genetik ini memerlukan penelitian lebih lanjut. Gen pendukung tambahan Selain gen DRD4, gen AVPR1A juga mungkin berkontribusi pada sifat ketidaksetiaan individu. Gen ini menghasilkan hormon vasopressin, yang mengatur ikatan seksual, rasa percaya, dan empati.
Laki-laki dengan alel gen AVPR1A yang lebih panjang cenderung tidak merasa terikat dengan pasangannya, hal ini menurut penelitian yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences (2008).