RAKCER.ID – Kepala BPBD Kabupaten Majalengka H Iskandar Hadi P kembali mengingatkan agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, menyusul masih tingginya intensitas hujan saat ini.
Kewaspadaan dini tersebut menurut Kepala BPBD Kabupaten Majalengka harus terus ditingkatkan, mengingat kerawanan bencana di Majalengka sulit diprediksi.
Bencana alam bisa terjadi baik saat musim penghujan maupun saat kemarau, sehingga Kepala BPBD Kabupaten Majalengka menilai tidak ada salahnya masyarakat tetap waspada kapan pun.
Baca Juga:Kecamatan Sindangwangi Gelar MTQ Tahun 2023 Tingkat Kabupaten Majalengka di 6 DesaKiper Dipukul Pemain Perses Sumedang, Persima Majalengka Pilih WO
“Masyarakat biasanya beranggapan bahwa bencana terjadi saat musim penghujan, tapi perlu diwaspadai juga saat musim kemarau,” katanya saat ditemui di kantornya kemarin.
Bencana yang perlu diwaspadai ketika musim kemarau seperti kebakaran. Bencana kebakaran sendiri kerap terjadi ketika di musim kemarau. Baik kebakaran di perumahan ataupun di daerah hutan.
Menurut data yang di dapat dari BPBD selama tahun 2022 kebakaran yang terjadi di Majalengka terdapat beberapa insiden kebakaran, baik kebakaran rumah maupun hutan.
Hal yang perlu diwaspadai saat musim penghujan seperti ini kata dia, diantaranya bencana banjir, tanah longsor, pohon tumbang serta petir dan angin.
Kesiapsiagaan serta kewaspadaan terhadap bencana bukan hanya di daerah yang berada di dataran tinggi saja, melainkan di daerah dataran menengah ke bawah juga harus waspada.
“Bukan hanya terhadap warga yang berada di dataran tinggi. Memang longsor terjadi di dataran tinggi, tidak pernah di dataran rendah longsor, tapi bencana lain perlu diwaspadai,” jelasnya.
Untuk daerah rendah bencana yang perlu diwaspadai seperti angin puting beliung, sambaran petir dan banjir ketika musim penghujan.
Baca Juga:57 Orang Ikuti Operasi Katarak Gratis, Bukti Pelayanan Kesehatan Prima dari Pemkab KuninganBPBD Kabupaten Kuningan Hentikan Pencarian Abah Sarka
Selama tahun 2013 bencana longsor terjadi sebanyak 36 kali, angin puting beliung sebanyak 12 kali, sambaran petir 1 kali dan banjir 5 kali.
Sementara itu Dede Muhani salah seorang warga Kertajati mengakui, saat ini wilayahnya setiap musim penghujan terus dihantui dengan ancaman banjir.
Pasalnya kata dia aliran sungai Cimanuk kerap tidak mampu menampung debit air hujan sehingga meluap ke areal pemukiman termasuk ke areal pertanian.
Bahkan kata dia di wilayahnya saat ini ada daerah pertanian yang sudah tidak bisa ditanami karena kondisinya sudah mirip rawa, akibat banjir yang terus menyerang wilayahnya.