5. Tetap Objektif
- Pisahkan fakta dari opini: Bedakan antara fakta yang bisa dibuktikan dengan opini pribadi.
- Hindari emosi: Jangan biarkan emosi menguasai diri saat berdiskusi.
- Fokus pada ide, bukan orangnya: Kritiklah ide, bukan orang yang menyampaikan ide tersebut.
Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari
Misalnya, dalam diskusi kelompok mata kuliah Filsafat, kamu bisa berdiskusi kritis tentang etika kecerdasan buatan. Kamu bisa mengajukan pertanyaan seperti, “Apakah robot bisa memiliki hak asasi manusia?” atau “Bagaimana kita harus mengatur pengembangan kecerdasan buatan agar tidak membahayakan manusia?”. Dengan berdiskusi kritis, kamu tidak hanya akan memahami lebih dalam tentang topik ini, tapi juga melatih kemampuan berpikir kritismu.
Diskusi kritis adalah keterampilan yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berlatih secara terus-menerus, kita bisa menjadi komunikator yang lebih efektif, pemecah masalah yang lebih baik, dan pengambil keputusan yang lebih bijaksana. Jadi, jangan ragu untuk aktif terlibat dalam diskusi dan jangan takut untuk menyampaikan pendapatmu.