RAKYATCIREBON.ID – Para petani belum bisa mengikuti program asuransi usaha tanaman padi (AUTP). Mengingat, Jasindo sebagai penanggungjawabnya, belum membuka pendaftaran.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Jasindo. Mereka belum membuka pendaftaran untuk asuransi AUTP. Karena pedoman umum (Pidum) nya baru jadi,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas, kemarin.
AUTP ini, sebagai asuransi bagi para petani, manakala menghadapi gagal panen, bisa diganti. Asuransi ini, dibayarkan per musim. Nilainya pun sangat terjangkau. Hanya diangka Rp36 ribu per hektare untuk setiap musimnya.
Baca Juga:Gas Dinaikan Saat PandemiIndustri Halal jadi Ciri Khas Akademik FSEI, Siap Pecah Demi Pengembangan Kampus
Asep memastikan para petani belum semua mengetahui soal itu (AUTP, red). Padahal, ketika dimanfaatkan sangat membantu para petani manakala terjadi gagal panen akibat puso. Dimana pemerintah bisa mengeluarkan subsidi, meringankan kerugian para petani.
“Kalau sekarang ini kan para petani terancam gagal panennya bukan karena puso. Tapi karena terendam terlalu lama. Mengakibatkan benih yang baru tertanam busuk. Kemarin ada yang kena serangan hama. Kalau asuransi ini, bisa diklaim ketika gagal panen akibat puso,” terangnya.
Ketika gagal tanam diawal, belum ada jaminan untuk mengklaim kerugian. Kalaupun ada sifatnya bantuan, diperuntukan hanya untuk benih. Saat ini, di Kabupaten Cirebon sudah ada beberapa lahan sawah milik petani, yang terendam banjir. Tanamannya rusak, mati membusuk.
Sudah terjadi berulang kali. Hampir disetiap tahun. Ditahun ini saja, para petani sudah 3 sampai 4 kali mengganti benihnya yang mati. Artinya, potensi kerugian diawal tanam itu, sebenarnya sangat tinggi. Tapi risiko tersebut tidak bisa diklaim para petani.
“Kita mengupayakannya untuk diberikan bantuan benih. Sedang kita upayakan ke provinsi. Dari daerah sih, tidak ada. Nanti kalau ada bantuan pupuk, pasti kita prioritaskan mereka. Sedang kita usahakan,” terangnya. (zen)