JAKARTA, RAKCER.ID – Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) yakni Retno LP Marsudi mengungkapkan rasa kekecewaan Indonesia setelah Dewan Keamanan PBB tidak berhasil mengesahkan resolusi terkait gencatan senjata di wilayah Gaza, Palestina.
Retno menyampaikan bahwa upaya gencatan senjata di wilayah Gaza dapat mengurangi penderitaan penduduk Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan saat hadir dalam pertemuan Khusus Executive Board WHO yang membahas kondisi di Gaza di Jenewa, Swiss.
Baca Juga:Bojan Hodak Beri Komentar Usai Persib Dipermalukan Persik Kediri di BRI Liga 1 2023/2024Pendaftaran KPPS 2024 Dibuka, Begini Syarat menjadi KPPS untuk Pemilu 2024
Executive Board ini merupakan badan eksekutif WHO yang terdiri dari 34 negara dan berada di bawah World Health Assembly.
“Dalam pertemuan saya sampaikan bahwa Indonesia sangat kecewa Dewan Keamanan PBB kembali gagal mensahkan resolusi mengenai humanitarian ceasefire yang akan dapat mengurangi penderitaan masyarakat Gaza,” ujar Retno, seperti yang ada dalam tayangan YouTube Kemlu RI, pada Senin (11/12/2023).
Upaya Pemerintah Indonesia usai Gencatan Senjata di Wilayah Gaza Gagal
“Upaya harus terus dilakukan guna memperbaiki situasi Gaza. Kita tidak boleh menyerah. Never give up,” tambahnya.
Dalam rapat yang membahas mengenai gencatan senjata di wilayah Gaza tersebut, Retno juga mengungkapkan keadaan yang mengkhawatirkan terkait fasilitas kesehatan di Gaza.
Retno menjelaskan bahwa semua fasilitas kesehatan di wilayah Gaza sedang mengalami kelebihan kapasitas.
Sebagai respons, Retno menekankan bahwa Indonesia mendesak Israel untuk menghormati hak akses kesehatan dan fasilitas kesehatan bagi penduduk Gaza.
Retno juga menyatakan rencana Indonesia untuk mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza.
Baca Juga:Sejarah Baru Indonesia, PSSI Bawa Wasit asal Jepang ke Liga 1 Indonesia 2023/2024: Pertanda bahwa Wasit Indonesia Bobrok?Tiktok Investasi ke GOTO dan Bakal Buka Lagi di Harbolnas 2023
“Indonesia telah mengirimkan 4 sortie bantuan kemanusiaan. Indonesia juga akan mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza guna membantu masyarakat yang terluka dan sakit,” ujarnya.
Lebih jauh, Retno menegaskan signifikansi perlindungan terhadap semua tenaga kerja di bidang medis dan fasilitas kesehatan. Ia juga menekankan pentingnya penghormatan serta penerapan hukum internasional dalam bidang kemanusiaan.
“Indonesia mendesak adanya akuntabilitas dan keadilan atas seluruh serangan terhadap pekerja dan fasilitas medis di Gaza. Ketiga, pentingnya peningkatan mobilisasi dukungan untuk WHO,” ujar Retno.
Retno menyoroti kebutuhan dukungan tersebut agar program WHO dan UNRWA di Gaza dapat berkelanjutan. Menurutnya, Indonesia juga memberikan dukungan untuk WHO dalam mengadakan konferensi pendonor agar dapat membiayai serta melakukan pemulihan sistem kesehatan di Palestina.