RAKCER.ID – Menjelang datangnya bulan Ramadhan, sejumlah harga komoditas pangan di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Majalengka mulai mengalami kenaikan.
Harga komoditas pangan di Kabupaten Majalengka yang sangat jelas naik yakni telur, daging ayam, daging kambing dan daging sapi yang mulai terlihat merangkak naik.
Di pasar tradisional Rajagaluh, harga komoditas pangan khususnya daging ayam terpantau mencapai Rp30 hingga Rp40 ribu per kilogram.
Baca Juga:Panen Raya Padi MSP di Kuningan, Anggota DPR RI M Nurdin: Wujud Ketahanan PanganWujudkan Smart Village dan Smart City, 100 Kepala Desa Ikuti Bimbingan Teknis
Sementara telur ayam berkisar antara Rp22 hingga Rp25 ribu per kilogram. Kenaikan tersebut menurut sejumlah pedagang sudah biasa, terutama satu hari menjelang Ramadhan.
Hal itu disebabkan adanya tradisi munggahan atau awal puasa, yang biasanya warga memilih menu yang istimewa seperti daging dan telur sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus menyambut awal Ramadhan.
“Disini memang selalu ada tradisi setiap awal Ramadhan yang disebut dengan munggahan,” ucap Nana, salah seorang pedagang telur di pasar tersebut.
“Biasanya di hari pertama menjalankan puasa warga memilih menu yang spesial untuk bersahur dan buka puasa. Salah satunya adalah daging ayam atau telur dan lainnya,” lanjut Nana.
Banyaknya warga yang mencari daging dan telur secara otomatis akan memicu kenaikan harga, apalagi biasanya para produsen kerap kewalahan menerima order pesanan para pedagang yang menyebabkabn terbatasnya stok dagangan.
Kenaikan harga daging dan telur menjelang Ramadhan dan Idul Fitri mendatang, membawa berkah tersendiri bagi para pengusaha ternak ayam baik peternakan ayam petelur maupun ayam pedaging yang berusaha meningkatkan produksi mereka.
Biasanya para peternak akan menambah jumlah ternak mereka agar saat Ramadhan bisa menghasilkan daging maupun telur yang banyak, untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi.
Baca Juga:Operator Desa Dilatih Sipades dan Siskeudes Berbasis WebRelokasi Kantor Kecamatan Sindangwangi Belum Jelas, Berada di Bawah Jalur SUTET
Salah satunya seperti yang diakui Anton, pengusaha ternak ayam pedaging asal Sindang yang mengaku sudah menambahkan jumlah telur ayam untuk ditetaskan maupun ayam pitik untuk dibesarkan beberapa bulan ke belakang.
Harapannya saat bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri datang, semua ayam bisa dipanen.
Pasalnya, jika mengandalkan stok yang ada di kandangnya pihaknya mengaku khawatir tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pasar.