Ismi: Masyarakat Jangan Anggap Wajar Kasus Bullying

Ismi: Masyarakat Jangan Anggap Wajar Kasus Bullying
Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Hj Ismiyatul Fatihiyyah Yusuf mengingatkan masyarakat agar tidak menganggap wajar kasus bullying. FOTO : IST/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Pemahaman masyarakat terhadap kasus bullying harus dimassifkan. Bullying itu membahayakan. Terutama bagi pihak yang menjadi korban. Dampaknya berkepanjangan.

Hal itu, disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Hj Ismiyatul Fatihiyyah Yusuf kepada Rakcer.id, Senin 14 Maret 2024. Politisi PKB itupun menegaskan persoalan bullying harus dituntaskan. Dicegah jangan sampai terjadi lagi di bumi Cirebon.

“Bullying itu serius banget loh. Dampaknya bisa berkepanjangan. Memicu kesehatan mental si korban. Bisa cemas, depresi hingga post-troumatic stress disorder (PTSD),” kata Ismi. 

Baca Juga:Tangani Banjir, Tak Cukup Sekedar Normalisasi SungaiDPRD Ingatkan Warga Tak Sembarang Berhentikan Kuwu

“Itu biasanya dialami dalam kurun waktu cukup panjang. Jadi tidak bisa dianggap biasa. Atau wajar sebagai bentuk kenakalan anak atau remaja,” lanjutnya.

Selain itu, terang politisi PKB, dampak dari bullying terhadap korban, dapat menimbulkan trust issue. Yakni kondisi ketika seseorang sulit memercayai orang-orang yang ada di sekitarnya. Kondisi ini rentan dialami, mereka khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk kembali bila menaruh kepercayaan terhadap orang lain.

Apabila tidak segera diatasi, korban bullying yang mengalami trust issue cenderung akan menutup dirinya dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.

Kemudian, ada pikiran untuk balas dendam. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan seseorang melakukan tindakan kekerasan pada orang lain untuk melimpahkan kekesalannya.

Selain itu, dampak bullying juga memicu stres berkepanjangan sehingga berisiko menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan, di antaranya penurunan daya tahan tubuh, sakit kepala, dan gangguan pencernaan.

“Kalau saya baca dari berbagai literatur, perilaku ini pun dapat memperburuk kondisi anak yang telah memiliki riwayat masalah kesehatan sebelumnya, seperti gangguan jantung atau penyakit kulit,” pungkasnya. (*)

0 Komentar