RAKCER.ID – Kisruh PKB Kabupaten Cirebon tak henti-henti. Kali ini, giliran para bacaleg mengancam untuk mundur berjamaah. Padahal baru beberapa hari lalu, nama-nama mereka didaftarkan ke KPU Kabupaten Cirebon.
Usut punya usut, ternyata ada beberapa alasan yang melatarbelakangi para bacaleg mengancam untuk mundur berjamaah dan hengkang ke partai politik lain.
Informasi yang diperoleh Rakcer.Id, ada lima petahana bakal calon legislatif (Bacaleg) dari PKB yang nomor urutnya di bawah nomor urut 1. Hal itulah yang diduga menjadi bumerang. Sehingga internal partai bergejolak dan muncul ancaman mundur berjamaah dan loncat partai.
Baca Juga:Bacaleg PKB Kabupaten Cirebon Ancam Mundur Berjamaah, Ternyata Ini PenyebabnyaTERANCAM KRISIS! Petani Jawa Barat Berkurang 5 Persen Tiap Tahun
Dari 9 petahana yang akan kembali maju di bursa Pileg DPRD Kabupaten Cirebon, lima di antaranya diposisikan di bawah nomor 1. Bahkan, ada di nomor urut 4 dan 5.
Dapil I misalnya. Posisi nomor 1 ditempati Sekretaris DPC PKB. Padahal, ada Emha Syahirul Alam sebagai petahana.
Dapil II, ditempati Wakil Ketua DPC PKB Muis Syaerozie. Sementara ada Mahmudi sebagai petahana di nomor urut 5.
Selanjutnya dapil IV, ada dua petahana di dalamnya. Darusa dan Pandi. Pandi sendiri disebut-sebut berada di nomor urut 4. Sementara Darusa di nomor 1.
Pun dapil V ada dua petahana di dalamnya, H Tanung dan Ismiyatul Fatihiyah. Hasilnya, Ismiyatul di posisi pertama. Sedangkan di dapil VI, posisi nomor 1 ditempati Ketua DPC PKB Jamil Abdul Latief menggeser Mad Saleh sebagai petahana.
“Yang aman di nomor urut 1 itu untuk dapil III Hanifah, dapil IV Darusa, dapil V Ismi, dan dapil VII Hasan Basori. Kenapa Hasan Basori aman? Karena Luthfi jadi bacaleg DPR RI. Sementara petahana lainnya mendapat nomor di bawahnya,” kata sumber yang enggan dituliskan namanya.
Terpisah, Wakil Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, Syahidin membenarkan, adanya isu miring di internal PKB. Terlebih, setelah para bacaleg didaftarkan ke KPU, menuai polemik.
Di antaranya penempatan nomor urut para kader militan, incumbent dan loyalis yang dianggap oleh mereka tidak adil. Pria yang dikenal cukup vokal ini menyarankan agar DPC tidak semena-mena dalam menentukan nomor urut. Demi kesolidan PKB ke depan.