Muncul Usulan Nama Bupati Jadi Nama Jalan

SEJARA. Penamaan jalan di Majalengka kota memiliki sejarah atau cerita masing-masing. Saat ini muncul usulan penamaan jalan menggunakan nama bupati dari masa ke masa.
SEJARA. Penamaan jalan di Majalengka kota memiliki sejarah atau cerita masing-masing. Saat ini muncul usulan penamaan jalan menggunakan nama bupati dari masa ke masa.
0 Komentar

“Setelah Belanda pergi, bupati dan kepala polisi bertemu, sampai akhirnya ditentukanlah lokasi untuk pembuatan kantor polisi di daerah kota, yang kemudian disebut Mapolres Majalengka. Dari situ lah, mungkin awal pemberian nama jalan Bhayangkara itu,” jelas dia.

Namun, setelah bertahan cukup lama, Mapolres itu dipindah pada tahun 2009 lalu. Saat ini, Mapolres Majalengka terletak di jalan KH Abdul Halim Kelurahan Tonjong, Kecamatan Majalengka. Di bekas Mapolres sendiri saat ini dibangun taman.

“Sekarang papan nama jalannya juga nggak ada. Nggak tau kemana. Tapi kalau nama jalannya mah, setau saya masih Jalan Bhayangkara, nggak diganti,” jelas dia.

Baca Juga:Diskopdagperin Menerima Kunker DPRD Kota TanggerangKejar Target, Anak 6-11 Tahun Sudah Bisa Divaksin

Selain itu, ada Jalan Pramuka yang berada di Majalengka Kulon atau tepatnya di pusat kota Majalengka. Jalan Pramuka yang menghubungkan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Abdul Gani ini ternyata memiliki sejarah mengerikan di balik penamaannya. Mungkin tidak banyak orang yang tahu bagaimana sejarahnya.

Nana Rohmana, nama lengkap dari Naro mengungkapkan penamaan jalan yang tak jauh dari Pendopo Bupati Majalengka ini ternyata dilandasi tragedy yang melibatkan anggota pramuka asal Majalengka.

“Penobatan nama Jalan Pramuka terjadi pada tanggal 16 Agustus 1974 oleh Ketua Kwarnas saat itu,” ujar Naro.

Naro menjelaskan, saat itu terjadi peristiwa yang memilukan pada salah satu anggota Pramuka dari Gudep SMPN 1 Majalengka bernama Yoyo Jayasuwirya. Yoyo yang saat itu duduk di kelas 3 SMP mengalami kecelakaan dengan rombongan yang membawanya seusai mengikuti upacara bendera Hari Pramuka di Jakarta.

“Entah bagaimana kejadiannya saat itu truk yang mengangkut rombongan peserta dari Majalengka, waktu itu gabungan Gudep SMPN 1 dan SMPN 2 berjalan mundur dan menabrak peserta yang berada di belakang truk tersebut,” terang Naro.

“Ada tiga orang jadi korban, mereka sempat dibawa ke rumah sakit terdekat tapi sayang nyawa Yoyo Jayasuwirya tak dapat tertolong, sementara 2 orang lainnya mengalami cedera ringan,” ucapnya.

Masih dijelaskan Naro, hari itu jenazah Yoyo langsung dibawa pulang ke Jalan Buntu di Kelurahan Majalengka Kulon, lalu dimakamkan di kompleks Makam Girilawungan.

0 Komentar