INDRAMAYU-Ketersediaan stok beras di Kabupaten Indramayu diperkirakan tersisa hanya untuk satu bulan. Itu pun beras cadangan bencana. Sehingga potensi masuknya beras impor sangat dimungkinkan untuk memenuhi kebutuhan pangan di daerah yang menjadi lumbung pangan nasional tersebut.
Kondisi itu terungkap ketika berlangsungnya rapat kerja Komisi 2 DPRD Indramayu dengan Bulog Sub Divre Indramayu pada Jumat, 20 Januari 2023. Meski terpaksa harus dipasok beras impor. Namun, status daerah lumbung pangan nasional tetap menjadi teka-teki.
Ketua Komisi 2 DPRD Indramayu, Anggi Noviah mengatakan, dari hasil rapat kerja diperoleh keterangan, cadangan pangan beras di semua gudang Bulog di Kabupaten Indramayu hampir kosong. Kondisi ini dimungkin karena banyaknya kejadian-kejadian di daerah lain seperti gagal panen.
“Itu yang menyebabkan stok bahan pangan kita berkurang. Saat ini stok di gudang hanya ada 70 ton. Itu pun milik Dinas Ketahanan Pangan untuk cadangan bencana. Stok 2019 informasinya sudah keluar semua, terjual di pasar. Khusus untuk 2020 dan 2021, yang pasti Bulog menyatakan akan dapat kuota beras impor,” jelasnya.
Menurutnya, masuknya beras impor di daerah lumbung pangan nasional memunculkan beragam anggapan. Ditambah lagi hasil panen mengalami surplus. “Ini menjadi masalah, teka-teki, karena bukannya surplus hasil panen padi. Makanya kami masih mengkaji lebih lanjut, mendalami persoalannya,” kata dia.
Komisi 2 juga berencana akan memanggil Dinas Pertanian untuk menyikapi sekaligus menyelesaikan persoalannya. “Kami akan panggil Dinas Pertanian, karena harga beras di pasaran juga sudah mulai naik. Kalau Bulog masih menerima impor itu tamparan keras buat pemerintah daerah, termasuk kita sebagai wakil rakyat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Cabang Indramayu, Dandy Arianto menyampaikan, sampai saat ini pihaknya masih mempertimbangkan untuk mendatangkan beras impor ke Indramayu. “Masuk gak masuk beras impor itu sebenarnya tergantung kebutuhan,” kata dia.
Adapun stok beras yang ada di sejumlah gudang milik Bulog Indramayu saat ini hanya tersisa sekitar 100 ton. Namun ia optimis kebutuhan pangan di Indramayu masih tercukupi. “Mayoritas masyarakat di Indramayu merupakan petani. Ketika panen pun, mereka biasa menyetok kebutuhan untuk keluarga pribadi. Jadi walaupun stok menipis, tapi saya yakin mereka punya persediaan sendiri,” sebutnya.