RAKYATCIREBON.ID – Persoalan sampah menjadi perhatian banyak pihak. Pasalnya, sampah di Kabupaten Cirebon tak pernah terselesaikan. Alhasil, sampah pun terus menimbulkan permasalahan.
Para pelajar dilingkungan Muhammadiyyah pun berkomitmen, terlibat dalam menangani persoalan sampah. Dengan mendeklarasikan pelajar peduli lingkungan. Sebanyak enam sekolah Muhamadiyyah yang mendeklarasikan.
Deklarasi itu disimbolkan dengan dilakukannya penandatanganan bersama antara Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, dan Dinas Lingkungan Hidup.
Baca Juga:6 Alumni BLK Disnaker yang Lulus Seleksi Digembleng di CepuPMII Cetak Jurnalis Andal Lewat Sekolah Digital
“Selain perintah agama, menjaga kebersihan dan tertib dalam mengelolanya juga merupakan bagian dari ikhtiar kita untuk turut merawat bumi,” demikian disampaikan ketua PDM Cirebon, Prof Dr Ahmad Dahlan, MAg, usai deklarasi, Selasa (1/2).
Setelah itu, acara pun dilanjutkan dengan diskusi. Tema yang ditawarkan panitia pelaksana pun cukup menggigit. Yakni Menggagas Pembentukan Pusat Pengelolaan Sampah PDPM Kabupaten Cirebon. Diikuti para pelajar, mahasiswa, dan organisasi otonom (Ortom) Muhamadiyyah.
Rektor UMC, Arif Nurdin pun menjadi salah satu pembicara saat diskusi.Kemudian, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Iwan Ridwan Hardiawan, dan Kepala Bidang PDPM Kabupaten Cirebon, Fathan Mubarak. Kuwu yang sekaligus dosen UMC, Rochmat Hidayat pun didaulat sebagai moderator untuk memandu diskusi.
“Kami tentu memiliki komitmen yang sama dengan Pemda, turut serta terlibat dalam penanganan sampah. Kami membuka diri. Dan siap bekerjasama dengan program yang tengah digagas Pemuda,” katanya, Rektor UMC, Arif Nurdin.
Sementara itu, Kepala Bidang PDPM Kabupaten Cirebon, sekaligus ketua pelaksana acara, Fathan Mubarak menegaskan pihaknya ingin turut ambil bagian dalam penanganan permasalahan sampah di Kabupaten Cirebon.
“Karenanya, kami akan membuat semacam pilot project pengelolaan sampah yang tidak hanya menghasilkan kompos, tapi juga sumber daya listrik,” katanya.
Jika dilakukan massal, dan tersebar lanjut pria yang juga merupakan budayawan muda Cirebon Raya itu, maka tidak akan ada lagi gunungan sampah di TPA. “Sekaligus berarti kita telah mengurangi pemakaian listrik yang berbahan dasar batubara,” pungkasnya. (zen)