Penjualan McDonald’s dan Starbucks Kian Lesuh Imbas Aksi Boikot?

mcdonald.jpg
boikot mc donald. pinterest/rakcerid/kafitmustofa
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID –McDonald’s dan Starbucks, dua perusahaan makanan dan minuman terbesar di Amerika Serikat (AS), menghadapi kesulitan akibat boikot menyusul serangan Israel ke Gaza, Palestina. Saham kedua perusahaan tersebut telah menurun karena pendapatan dan penjualan mereka terus menurun.

Pada awal pekan perdagangan ini, saham McDonald’s mengalami penurunan sebesar hampir 4% karena penjualan di Timur Tengah yang melambat, yang menyebabkan penurunan pendapatan pada kuartal keempat.

 McDonald’s pada kuartal keempat di Timur Tengah mengalami penurunan karena waralaba mereka di Israel memberikan makanan gratis dan diskon kepada tentara Israel, yang menyebabkan pemboikotan dari para pelanggan yang menentang serangan negara tersebut di Gaza.

Baca Juga:Subsidi BBM Dipangkas demi Makan Siang Gratis? Ini Kata Tim Prabowo-GibranPilpres Usai, Harga Pangan Malah Naik,Emak-Emak Menjerit!

Menurut TD Cowen Andrew Charles, biasanya Timur Tengah menyumbang 2% dari penjualan McDonald’s dan 1% dari pendapatan global sebelum bunga dan pajak.

CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, mengakui dampak boikot terhadap perusahaannya. Hal ini terlihat dari menurunnya penjualan di Timur Tengah dan negara-negara mayoritas Muslim, seperti Indonesia dan Malaysia

Tidak hanya di Timur Tengah, McDonald’s di Perancis juga mengalami penurunan penjualan. Namun, para eksekutif meyakini bahwa penurunan harga juga menjadi faktor penyebab turunnya minat pelanggan. McDonald’s sendiri memperkirakan penjualannya di Timur Tengah tidak akan pulih hingga perang berakhir.

Kempczinski menyatakan bahwa dampak perang terhadap bisnis lokal para pewaralaba ini sangat tidak memuaskan dan tidak dapat dibenarkan.

Sementara itu, saham Starbucks mengalami penurunan sebesar 2% sejak hari Selasa (6/2/2024). Hal ini sesuai dengan laporan penjualan di Amerika Serikat selama tiga bulan terakhir tahun 2023 yang dipengaruhi oleh perang.

Starbucks menjadi target boikot setelah Starbucks Workers United, yang mewakili ratusan kafe yang tergabung dalam serikat pekerja, menyatakan dukungannya terhadap rakyat Palestina.

Pada hari Selasa, CEO Starbucks, Laxman Narasimhan, berbicara mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi oleh penjualan perusahaan di Timur Tengah. Ia juga menyebutkan bahwa boikot tersebut telah berdampak negatif pada gerai-gerainya di AS.

Baca Juga:10 Rahasia Ampuh Mengatasi Mager dan Meningkatkan ProduktivitasTerungkap! Strategi Haus Jual Minuman Murah Omset Miliaran

Penjualan sebuah toko di Amerika Serikat meningkat 5% pada kuartal fiskal pertama, yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Namun demikian, ada banyak pelanggan yang hanya sesekali berkunjung atau mampir.

0 Komentar